Monday, 29 February 2016

MIND MAP



MIND MAP
Otak kita tidak didesain untuk menghafal catatan linear alias runtut ke bawah. Mencatat dengan metode mindmapping akan membuat otak kanan dan kiri bekerjasama.
Mindmapping adalah sebuah cara baru untuk mencatat ide maupun gagasan pikiran. Metode ini dipopulerkan oleh Tony Buzan, seorang penulis dan bintang televisi terkenal dari Inggris.Sistem ini jauh lebih efektif dari sistem mencatat linear yang selama ini kita lakukan sejak masih di bangku sekolah dasar. Mencatat materi runtut ke bawah menggunakan urutan nomor dan angka ternyata tidak sesuai dengan cara bekerja otak kita. Mencatat secara linear berarti menggunakan cara kerja otak kiri, sedangkan mencatat dengan sistem mindmapping adalah cara bekerja otak kanan yang melibatkan kreativitas, imajinasi, visualisasi dan berhubungan langsung dengan otak bawah sadar sehingga mudah untuk diingat.
Karena cara kerjanya yang sesuai dengan cara kerja otak manusia, mencatat dengan mindmapping membuat Anda mengingat materi lebih lama karena Anda tau gambaran besarnya. Mindmapping memudahkan kita untuk memahami konsep. Meninggalkan cara lama dalam mencatat dan sedikit demi sedikit beralih ke mindmapping akan sangat mempersingkat waktu belajar Anda. Dengan begitu, Anda akan memiliki waktu lebih banyak untuk beristirahat, bermain, chatting, dan melakukan aktivitas lain. Menyenangkan bukan?
Beberapa manfaat metode mindmapping antara lain adalah
Meningkatkan kemampuan kita untuk mengingat sesuatu lebih utuh dan detail
Mencatat dengan sistem mindmapping akan sangat memudahkan kita untuk menemukan gambaran utuh dari sebuah ide maupun gagasan. Banyak hal penting yang tersebar dalam sebuah buku tebal. Dengan metode mindmapping, artinya kita mengumpulkan semua hal yang penting dalam buku untuk dijadikan sebuah peta konsep. Anda tidak lagi kelelahan dalam menghimpun semua informasi penting dalam buku. Anda juga tidak perlu lagi khawatir kehilangan atau lupa akan poin-poin penting dari buku yang sudah Anda baca. Tentunya Anda tak ingin apa yang sudah Anda baca menjadi sia-sia bukan? Dengan mindmapping, Anda dapat mengumpulkan semua yang penting hanya dalam satu genggaman.
Meningkatkan kemampuan manajemen informasi, konsentrasi, imajinasi dan memori
Membiasakan diri mencatat dengan sistem mindmapping akan melatih otak kita untuk menyusun informasi dengan baik. Otak kita akan semakin mahir untuk memilah dan mengelompokkan informasi. Selain itu, dengan satu pokok bahasan atau tema yang kita buat di mindmap, otak kita akan terbantu untuk lebih konsentrasi. Ia melibatkan imajinasi, visualisasi dan tentunya memori jangka panjang Anda.
Menjadikan kegiatan belajar lebih menyenangkan dan sangat menghemat waktu
Ketika Anda sudah terbiasa mencatat materi dengan sistem ini, Anda akan lebih merasa seperti sedang bermain ketimbang belajar. Menggunakan spidol dan mengkombinasikan warna akan sangat baik dampaknya bagi perkembangan otak kanan Anda. Selain menjadi lebih kreatif, mencatat dengan cara begini akan lebih menyenangkan karena Anda bebas mengekspresikan apa yang Anda pahami dalam sebuah gambar dan coretan. Sebagai bonus, Anda akan menghemat banyak waktu untuk belajar.
Membuat materi yang sulit lebih mudah untuk dipahami dan dikuasai
Satu hal yang membuat mindmapping menjadi solusi ampuh bagi banyak orang, mindmapping membuat materi yang rumit menjadi lebih mudah dipahami dan dikuasai. Masalah utama mengapa banyak dari kita yang kesulitan memahami sesuatu adalah karena kita belum tau gambaran besarnya. Kita masih buta konsepnya. Pernahkah Anda merasa sulit sekali memahami suatu isi materi, namun ketika Anda menemukan kata kunci dan melihat gambaran besarnya rasanya mudah sekali materi tersebut untuk dipahami. Inilah kelebihan mindmapping. Kita akan disajikan suatu gambaran besar dan peta konsep dari hal yang akan kita kuasai. Tentunya ini akan mempermudah proses belajar Anda dan mengantarkan Anda menuju gerbang sukses yang ingin dicapai.
Ada beberapa tips agar mindmapping lebih menarik, efektif , mudah dipahami dan menghemat waktu Anda.
1. Temukan Poin Penting di Tiap Bab dan Sub Bab
Sebelum mulai membuat Mind Map, temukan poin penting di setiap bab dan sub bab pada buku yang And abaca. Catat poin penting tersebut dalam skertas kecil. Anda boleh mencatatnya dengan linear. Misalkan, dalam buku yang And baca terdapat 5 bab. Masing-masing bab terdiri dari 3 sub bab. Maka Anda harus temukan poin penting dari 15 total sub bab.
Sebagai contoh, Sebuah buku tentang meniti karir memiliki 5 Bab yaitu
• Menemukan Passion
• Menemukan Bakat
• Sukses dalam Interview
• Memberikan Hasil Terbaik
• Menjadi Leader yang Baik
Dalam Bab “Menemukan Passion” Anda mendapati ada 3 Sub Judul yaitu
• Ingat Mimpi Besar Anda
• Pertanyaan tentang Passion
• Mencintai Passion
Dalam Sub Bab “Ingat Mimpi Besar Anda”, ternyata ada beberapa poin penting yang bisa Anda temukan. Dari sekian halaman yang membahas sub bab ini, Anda menemukan 3 poin penting tentang mimpi besar Anda yaitu :
• Visi Anda
• Visi Orang Tua
• Pencapaian Terbesar dalam Hidup Anda
Hal yang serupa juga Anda lakukan untuk setiap bab dan sub bab berikutnya. Catatlah hanya poin penting dan yang Anda butuhkan.
2. Pastikan Peralatan Sudah Lengkap
Jangan biarkan peralatan yang tidak lengkap di meja kerja Anda membuat Anda menunda. Sebelum memulai membuat mind map, pastikan semua perlatan sudah tersedia di meja Anda. Jangan sampai ketika sedang asik dan hanyut dalam membuat mind map, Anda terpaksa berhenti di tengah jalan karena warna spidol tak mencukupi.
Peralatan yang dibutuhkan dalam membuat mindmap adalah kertas gambar persegi panjang, spidol berwarna atau pensil warna, dan tentunya buku yang akan Anda buat mind mapnya.
3. Tuliskan Kalimat Utama (Tema Besar) di Tengah Kertas
Tulsikan satu tema besar pada bagian tengah kertas Anda. Ini akan menjadi tema besar mind map Anda. Anda bisa menuliskannya dengan huruf besar dan warna mencolok, atau bisa juga Anda berikan bentuk atau gambar khusus agar lebih menarik perhatian. Jika Anda bukan tipe orang yang bisa menggambar, cukuplah hanya dengan menuliskannya danbuat lingkaran atau bentuk lain untuk melingkarinya.
4. Buat Cabang Untuk Tiap Judul
Kebanyakan eror dalam membuat mindmap adalah tidak cukupnya ruang menuliskan semua poin penting dalam satu kertas. Untuk menyiasatinya, kita bisa membuat cabang untuk tiap judul terlebih dahulu. Hal ini untuk memastikan ada ruang yang cukup untuk menuangkan gagasan dalam bentuk mind map.
Jika tidak dibuat demikian, kebanyakan orang akan menyelesaikan satu judul terlebih dahulu, baru pindah ke judul yang lain. Terkadang judul-judul yang terakhir tidak akan mendapat ruang yang cukup.
5. Buat Cabang Sub Judul pada Setiap Judul
Setelah membuat cabang pada untuk setiap judul, buatlah cabang pada setiap judul untuk menuliskan sub judul. Lakukan ini pada setiap judul sampai selesai
6. Gunakan Warna Berbeda untuk Tiap Judul
Agar memudahkan otak kita memahami mindmap dengan cepat, berilah warna yang sama pada masing-masing judul dan sub judul. Misalkan pada judul menemukan passion, maka berikan warna yang sama untuk judul Menemukan Passion dengan sub judulnya yaitu Ingat Mimpi Besar, Pertanyaan tentang Passion dan Mencitai Passion. Begitu juga dengan judul lainnya. Sehingga 1 judul hanya menggunakan 1 warna.
7. Gunakan Satu Kata/Frase
Setiap judul dan sub judul pada mindmap haruslah dituliskan dalam 1 kata atau frase saja. Misalkan, ketika Anda kalimat berikut “Membangun Cinta Terhadap Passion” maka Anda cukup menuliskannya “Mencintai Passion” atau “Cintai Passion”
Mencatat dengan metode mindmap mungkin menghabiskan waktu sedikit lebih lama dari mencatat linear, selain itu juga melibatkan otak Anda secara aktif. Tetapi, hasil yang kita dapat dari metode ini sangatlah baik dan jauh lebih berharga dari usaha kita di awal. Demikian tips singkat untuk membuat mindmap yang menarik dan efektif. Anda bisa mempraktekknya dari sekarang.

Strategi Menyerang Clash Of Clans & Clan Wars Paling Jitu

Tahap persiapan:
  • Menyiapkan pasukan yang bervariasi untuk menyerang
Alternatif ini memberikan beberapa variasi jenis pasukan yang memiliki kemampuan dan berbeda-beda. Strategi menyerang COC dengan pasukan yang bervariasi tentu bisa membantu menyerang. Pasukan tersebut mampu mengatasi rintangan yang berbeda-beda. Misalnya pilih pasukan Giant, Archer, Bavarian dan Wall Breaker.
  • Total dalam menyerang
Bala pasukan yang maksimal tentu membuat penyerangan menjadi efektif. Tipsnya adalah lakukan penyerangan ke daerah lawan pada saat kondisi camp pasukan sudah terisi semua. Sehingga bala pasukan yang dibawa bisa penuh dan menyerang dengan maksimal. Serta jangan lupa Anda menyiapkan spell, khususnya pada saat menghadapi musuh yang sulit ditaklukkan.
  • Bantuan dari Clan
Cara ini disebut dengan request troop, yaitu meminta bantuan pada clan supaya kemungkinan menang saat menyerang semakin besar.

Tahap Infasi :
Tahap selanjutnya dalam strategi menyerang COC adalah memilih waktu yang tepat saat menyerang. Supaya penyerangan yang dilakukan tidak sia-sia. Beberapa tahap penyerangan bisa dilihat dalam uraian di bawah ini:
  • Pemilihan musuh pasukan yang sepadan
Maksudnya adalah Anda memilih lawan yang kira-kira bisa diatasi oleh para pasukan Anda.
  • Mengukur kemampuan lawan
Ketika kita akan menyerang lawan, kita bisa menganalisa kemampuan musuh selama 30 detik. Pada saat inilah kita bisa memanfaatkan waktu untuk menganalisa lawan. Lihat posisi musuh dan posisi yang tepat untuk menyerang.
  • Memancing Troop Clan Cattle yang menjadi musuh Anda
Tetapi pilihlah posisi yang tidak banyak Troop Clan-nya supaya kita bisa membunuh satu persatu lawan kita. Jangan langsung terburu-buru menyerang base camp lawan. Sebab itu bisa membuat penyerangan kita sia-sia, bahkan dipukul mundur kita yang diserang.
Kunci utama suksesnya menyerang adalah menempatkan posisi pasukan dan memanfaatkan senjata yang ada. Misalnya menggunakan healer dan archer. Caranya adalah tempatkan archer diposisi yang tidak terjangkau musuh, kemudian pancing menggunakan healer. Posisi healer dan archer sebaiknya bertolak arah supaya musuh hilang konsentrasinya, serta masih banyak trik menyerang yang jitu dan menang di COC.

Strategi Menyerang CLAN WARS


strategi menyerang clan wars

Game online adalah game yang sudah lumrah di zaman modern dan global ini. Tetapi jangan asal memilih game online, pilihlah game yang menuntut otak kita untuk berpikir dan berkembang, salah satunya yaitu game Clash of Clans yang menuntut berbagai strategi ketika bermain, baik strategi menyerang CLAN WARS atau strategi bertahan dari serangan musuh. Sudah selayaknya dalam permainan ini untuk menyerang desa lain agar desanya sendiri dapat bertahan. Ketika menyerang musuh kita dapat mengobrak-abrik desa musuh dan mencuri resourcenya yang tentu saja akan sangat menguntungkan bagi kita. Ketika kita berhasil menyerang musuh, kita akan mendapatkan gold atau Elixr.

Pasukan Clan Wars Pada Strategi Menyerang Clash of Clans


Sebelum Anda berperang, Anda harus mengenal pasukan-pasukan Anda terlebih dahulu karena memang ada beberapa jenis pasukan yang mempunyai andil di Clan Wars. Inilah pasukan-pasukan tersebut:
  • Wizard
Pasukan ini mempunyai damage yang besar dan hit poin kecil
  • Dragon
Pasukan yang satu ini mempunyai damage yang sedang dan hit poin cukup besar
  • Witch
Pasukan witch memiliki damage dan hit yang seimbang, yaitu sama-sama medium
  • Hog Rider
Pasukan ini dapat move, speed, damage, attack defense building.
  • Giant
Giant dibutuhkan ketika menyerang karena membawa giant merupakan strategi menyerang CLAN WARS yang baik. Biaya dan waktu produksi giant juga baik dan direkomendasikan.
  • Wall breaker
Anda tidak usah banyak-banyak membawa pasukan wall breaker, misalnya Anda hanya membawa 4 tidak akan menjadi masalah.
  • Archer
Archer memiliki damage dan hit poin yang kecil dan pasukan yang satu ini memiliki peran tambahan. Move speed archer cukup kencang.
Nah, setelah Anda mengenal pasukan-pasukan dalam clan wars maka saatnya Anda menyusun strategi menyerang CLAN WARS.

Jangan Lewatkan Strategi Menyerang CLAN WARS Berikut


Ada beberapa kemungkinan ketika terjadi Clan Wars yang membuat Anda untuk cerdas dalam strategi menyerang CLAN WARS, diantaranya yaitu:
  • Jika musuh Can Castle ada di tengah
Apabila musuh Can Castle berada ditengah dan mudah dijangkau Anda harus memancing dengan 1 giant atau 2 giant. Ketika posisi ini, maka posisinya sangat terjangkau jadi Anda bisa memancing musuh dengan giant sebanyak 1 atau 2. Letakkan archer di bagian pojok jangan terjangkau building attack musuh. Keluarkan 2 giant yang di dekat Clans Castle. Lalu keluarkan semua pasukan di dalam clan castle.
  • Apabila musuh tidak terjangkau
Kemungkinan kedua adalah clan castle musuh ditaruh di tengah dan tidak terjangkau oleh Anda tetapi Anda dapat melihat base musuh. Strategi menyerang CLAN WARSpada kondisi ini adalah dengan meletakkan archer di bagian pojok dan musuh tidak dapat menyerang archer. Jika archer diletakkan di bagian timur lalu letakkan healer di bagian barat, begitu pula sebaiknya, karena healer akan menuju archer dan melewati clan castle milik musuh.

Makalah Liberalisasi Perekonomian di Indonesia


Makalah Liberalisasi Perekonomian di Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pada masa Orde Baru hingga saat ini, liberalisasi ekonomi Indonesia masih saja terjadi hampir tanpa hambatan. Padahal jelas terbukti di negara mana pun di dunia, liberalisasi yang tidak dikelola dengan baik melalui penyediaan perangkat hukum dan prasyarat memadai lainnya. Hanya akan menciptakan ketergantungan ekonomi. Sebagian besar industri dalam negeri, terutama sektor-sektor penting yang menguasai hajat hidup orang banyak, bakal dikuasai oleh asing, dan utang. Meskipun telah dicicil, akan terus bertambah banyak. Akibatnya, kekayaan alam yang melimpah tetap tidak mampu memakmurkan rakyat karena sebagian besar justru dinikmati asing.
Dari sisi kedaulatan, kita hampir sama sekali tak mampu mengambil kebijakan-kebijakan ekonomi-politik penting tanpa tekanan internasional. Kasus penjualan perusahaan-perusahaan negara, eksplorasi ladang-ladang minyak, dan kasus-kasus lainnya hampir selalu terjadi karena tekanan pihak eksternal. Bagi setiap orang yang masih mampu berpikir jernih, keseluruhan cerita ini tentu mengoyak harga diri kita sebagai bangsa.[1]
Sejak jatuhnya rezim Orde Baru di tahun 1998 telah membawa kepada upaya demokratisasi kehidupan sosial, ekonomi dan politik di negara. Upaya demokratisasi ini juga cenderung telah membawa kita kepada praktik-praktik kebijakan liberalisasi dalam berbagai tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu di antaranya adalah terjadinya perubahan yang sangat signifikan dalam kebijakan dan regulasi di bidang perdagangan sebagai akibat dari liberalisasi ekonomi dan politik yang ditetapkan.  [2]
Liberalisasi perdagangan atau ekonomi dan investasi yang menjadi pilar pertama dalam kerja sama ekonomi Asia Pasifik (APEC) dinilai perlu dicermati. Pasalnya, jika Indonesia tidak bersiap, Indonesia akan menjadi pasar besar bagi negara-negara APEC alih-alih menjadi basis produksi. liberalisasi perdagangan harus diikuti oleh capacity building. Jika gagal meningkatkan hal tersebut, Indonesia akan menghadapi ancaman ke depannya. Dengan adanya liberalisasi perdagangan, akan terdapat aliran modal, investasi dan barang yang bebas. Tenaga kerja pun menjadi lebih leluasa bergerak. "Ini akan menentukan Indonesia akan menjadi basis produksi atau jadi pasar besar.
Sementara itu, pilar kedua, yakni fasilitas bisnis, membuat agar liberalisasi perdagangan lebih berkeadilan dan tak menimbulkan dampak defisit antara negara satu dan negara lain.
Penguatan liberaliasi yang menjadi hasil pertemuan KTT APEC di bali bakal memperkuat dominasi investor asing di Indonesia.  liberalisasi memperkuat dominasi investor asing untuk memonopoli perdagangan dan sumber daya alam di Indonesia. Liberalisasi dan intervensi negara maju dalam berbagai pertemuan global hanya untuk memecahkan krisi yang sedang dialami mereka (anggota KTT APEC) sehingga negara berkembang  seperti Indonesia  hanya dijadikan sebagai solusi atas krisis tersebut.[3]
1.2  Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dari makalah ini antara lain:
1.      Bagaimana Liberalisasi perekonomian di Indonesia?
1.3  Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah yang dibahas oleh penulis dalam makalah ini yaitu hanya dalam pembatasan mengenai “Liberalisasi Perekonomian di Indonesia”.
1.4  Maksud dan Tujuan Makalah
Adapun maksud penulisan makalah ini yaitu sebagai salah satu tugas pemenuhan syarat UAS dari mata kuliah Ekonomi Politik.
Dalam melakukan penulisan mmakalah ini hal yang menjadi tujuan penulisan adalah sebagai berikut:
Secara umum  penulisan makalah ini bertujuan untuk enambah wawasan bagi pembaca tentang liberalisasi perekonomian di Indonesia.
Secara khusus penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang perkembangan liberalisasi perekonomian di Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Liberalisasi Ekonomi
Liberalisasi ekonomi merupakan kritik terhadap kontrol politik dan pengaturan permasalahan ekonomi yang yang menyeluruh yang mendominasi pembentukan negara Eropa di abad keenam belas dan ketujuh belas, yakni merkantilisme. Jadi liberalisasi ekonomi merupakan sebuah paham atau sistem ekonomi yang menempatkan peran swasta sebagai tokoh utama dari pelaku ekonomi. Dalam ekonomi liberal, peran pemerintah tidak diperkenankan turut campur. Semuanya diatur oleh swasta ataupun individu pemilik modal. Dengan demikian, dalam sistem ini masyarakat diharapkan mampu berkompetisi untuk menjadi yang lebih baik. Kaum ekonomi liberal berpendapat bahwa perekonomian pasar merupakan suatu wilayah otonom dari masyarakat yang berjalan menurut hukum ekonominya sendiri. Pertukaran ekonomi bersifat positive sum game, dan pasar cenderung akan memaksimasi keuntungan bagi semua individu, rumah tangga dan perusahaan yang berpartisipasi dalam pertukaran pasar. Perekonomian merupakan wilayah kerjasama bagi keuntungan timbal balik antar negara dan juga antar individu.
Liberalisai menurut para ahli (Beason 1998; Emmerson 1999; Hidayat 2001) tidak identik dengan demokratisasi karena lebih menitikberatkan pada prinsip “pasar bebas”. Orientasi liberalisasi lebih menguntungkan bagi pihak pemegang kekuasaan dominan (ekonomi, politik dan social), dan dinilai tidak adil bagi mereka yang tidak punya akses terhadap kekuasaan serta mengharapkan adanya pemerataan peluang.

2.2  Implikasi Liberalisasi
Liberalisasi perekonomian dalam pengertian umum memberikan kesempatan lebih luas pada mekanisme pasar untuk bekerja, yang merupakan akibat dari dorongan dari dalam negeri yang menginginkan perekonomian lebih efesien dan dorongan dari luar negeri melalui kesepakatan regional dan internasional.
Dalam prakteknya di Indonesia liberalisasi ini diwujudkan dalam berbagai kebijaksanaan deregulasi baik di sektor perdagangan keuangan ataupun sektor riil khususnya manufaktur. Liberalisasi juga mencakup bidang penanaman modal asing (PMA). Kebijaksanaan ini telah menunjukkan manfaat antara lain berupa meningkatnya ekspor produk padat rakyat meningkatnya tabungan masyarakat dan lebih efisiennya produksi di beberapa jenis industri. PMA juga menunjukan peningkatan yang berarti. Secara umum pandangan internasional terhadap perekonomian Indonesia juga membaik karena keterbukaannya pada perdagangan internasional dan modal asing. Bukti-bukti empiris menunjukan bahwa investasi asing  dan keterbukaan ekonomi berkorelasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Namun manfaat liberalisasi tersebut harus dibandingkan dengan akibat-akibat yang ditimbulkannya. Sekalipun tingkat liberalisasi yang dilakukan di Indonesia dewasa ini baru pada tahapan merealisasikan kebijaksanaan deregulasi dan belum lagi memberlakukan kesepakatan seperti AFTA dan APEC, namun akibat yang dibawa oleh kebijaksanaan liberalisasi cukup serius. Akibatnya adalah semakin dominannya modal kuat domestik dan asing dalam menguasai pasar dosmetik. Liberalisasi yang dimaksudkan memberikan kesempatan kepada mekanisme pasar dalam bersaing yang sehat berubah menjadi pasar yang oligopolistis. Dominasi ini mencakup hampir seluruh sektor perekonomian mulai dari sektor keuangan, perdagangan sampai produksi di sektor manufaktur. Dalam menghadapi dominasi ini mencangkup hampir seluruh sektor perekonomian kesulitan dalam mempertahankan eksistensinya, pemerintah pun mengalami penurunan kewibawaan yang cukup drastis dalam menerapkan kebijaksanaan yang credible.
Akibat dari liberalisme lainnya adalah berkembangnya kegiatan ekonomi pada praktek-praktek spekulatif untuk memperoleh keuntungan kapital (capital gain) sebesar mungkin. Perkembangan bisnis perumahan dan perkantoran mewah dengan lapangan golfnya merupakan contoh kongkrit. Modal yang mengalir pada kegiatan ini demikian besarnya namun tidak sepadan dengan sumbangannya pada produk nasional dan kesempatan kerja yang memeratakan pendapatan. Praktek-praktek spekulatif ini sangat bertumpu pada membumbungnya harga tanah yang akibatnya adalah pada memburuknya nasib pemilik atau penggarap tanah golongan masyarakat miskin. Praktek membeli tanah dari pemilik atau penggarap asal dengan harga serendah mungkin dan menjualnya kembali dengan harga setinggi mungkin merupakan cara tercepat memperoleh keuntungan yang tinggi.[4]

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
Liberalisasi ekonomi merupakan sebuah paham atau sistem ekonomi yang menempatkan peran swasta sebagai tokoh utama dari pelaku ekonomi. Dalam ekonomi liberal, peran pemerintah tidak diperkenankan turut campur. Semuanya diatur oleh swasta ataupun individu pemilik modal.
Dalam prakteknya di Indonesia liberalisasi ini diwujudkan dalam berbagai kebijaksanaan deregulasi baik di sektor perdagangan keuangan ataupun sektor riil khususnya manufaktur. Liberalisasi juga mencakup bidang penanaman modal asing (PMA). Kebijaksanaan liberalisasi telah menunjukkan manfaat antara lain berupa meningkatnya ekspor produk padat rakyat meningkatnya tabungan masyarakat dan lebih efisiennya produksi di beberapa jenis industri.
Akibat dari kebijaksanaan liberalisasi adalah semakin dominannya modal kuat domestik dan asing dalam menguasai pasar dosmetik. Liberalisasi yang dimaksudkan memberikan kesempatan kepada mekanisme pasar dalam bersaing yang sehat berubah menjadi pasar yang oligopolistis. Dominasi ini mencakup hampir seluruh sektor perekonomian mulai dari sektor keuangan, perdagangan sampai produksi di sektor manufaktur.
Strategi yang harus dilakukan Indonesia untuk menghadapi liberalisasi perdagangan adalah dengan strategi jangka menengah panjang, yakni Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). "Kuncinya SDM dan teknologi dengan membangun pusat-pusat pertumbuhan dan the center of excellent. pemerintah membentuk tim komite untuk menghadapi liberalisasi.

Sunday, 21 February 2016

Dari Politik Etis untuk Para Petani Pribumi

Dari Politik Etis untuk Para Petani Pribumi
administrator  
1 2 3 4 5
 ( 11 Votes )
User Rating: / 11
PoorBest
POLITIK ETIS di masa kolonialisme Belanda menempatkan pribumi tetap sebagai objek jajahan daripada partisipasi aktif. Menurut Boeke, ada dualisme ekonomi kebijakan pemerintah Hindia Belanda. Sistem kebun, misalnya, dibudidayakan sebagai kebun permanen dengan tujuan meningkatkan ekspor hasil perkebunan yang tujuan akhirnya meningkatkan penghasilan Hindia Belanda. Terlepas dari itu, bisa kita lihat bahwa pada masa pemerintahan Hindia Belanda telah ada upaya mengangkat kesejahteraan petani-sesuatu yang mahal di republik yang telah setengah abad merdeka ini.

Dewasa ini, kondisi pertanian Indonesia, khususnya pertanian tanaman pangan hingga dekade ini belum mendapat perhatian optimal dari pemerintah.

Harga pupuk semakin mahal, politisasi pertanian, masuknya berbagai produk pertanian impor, semakin mempersulit petani untuk bersaing di pasar.

Padahal saat ini pertanian merupakan salah satu industri yang mungkin dikembangkan di Indonesia dalam persaingan global. Melihat kondisi alam dan iklim yang mendukung, serta banyaknya petani usaha kecil yang bisa dilibatkan, sektor ini akan mampu meningkatkan taraf hidup sebagian besar masyarakat.

Pada saat menguasai Indonesia pada abad ke-20, Pemerintah Belanda telah memfokuskan kebijakan politik dalam bidang pertanian dengan harapan mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk.

Kebijakan ini berawal dari kegagaalan sistem liberal selama dekade sebelumnya (1870). Sistem Liberal ditandai dengan dikeluarkannya Undang-Undang Agraria 1870 yang menjadi alat pemodal asing untuk menyewa tanah seluas dan selama mungkin. Sistem ini membawa kemunduran bagi kesejahteraan pribumi. (Mubyarto: 1992, 36-37)

Munculah gagasan etis di kancah pertanian Pemerintah Belanda yang direalisasikan dengan didirikannya Afdeeling Landbouw di Departemen Landbouw, Nijverheid dan Handel pada tahun 1905. Kebijakan baru ini merupakan titik awal pembangunan masyarakat desa yang secara umum adalah petani.

Dibentuknya Departemen Pertanian tidak bisa lepas dari program Gubenur Jenderal Rooseboom yang terus menghawatirkan tentang penurunan produk-produk pertanian berserta implikasinya terhadap kesejahteraan penduduk.

Departemen Pertanian dipusatkan di kebun botani di Buitezorg (Bogor). Departeman itu dikepalai oleh seorang direktur bernama M. Treub yang diberi kesempatan untuk merealisasikan rencana jangka pajangnya dalam upaya meningkatkan hasil pertanian tanaman padi di sawah, peningkatan tanaman sekunder, serta penanaman untuk lahan kering.

Treub juga menanamkan perlunya dorongan dan perkenalan industri-industri kecil pertanian. Untuk itu dilakukanlah penelitian terhadap kondisi klimatologi dan tanah di Jawa serta pemeliharaan ternak.

Usaha Treub diimbangi dengan melakukan percobaan pertanian pada lahan-lahan di Jawa sebagai eksperimen, seperti di Afdeling Kulon progo yang terletak di bagian barat Kesultanan Yogyakarta.

Laporan Ir. A. Wulff pada tahun 1920-1926, misalnya memperlihatkan bahwa di daerah Pengasih dan Sogan (Distrik Kulon Progo) dilakukan riset penanaman padi dengan menggunakan pupuk kimiawi pada lahan sawah basah. (A. Wullf, Mededeelinge van het Algemeen Proefstation voor den Landbouw No. 25. Arsip Dinas Pertanian Yogyakarta).

Penelitian Wulff melaporkan bahwa hasil dari percobaan ternyata kurang maksimal. Pada tahun 1929 J.J Ochse juga melakukan penelitian iklim dan percobaan penanaman tanaman panen berupa buah-buahan, seperti mangga dan nanas di Kulon progo. (J.J. Ochse, Mededdelingen voor de Dienst: …Arsip Pakualam Yogyakarta).

Politik Etis sedikit banyak telah mewarnai dinamika pertanian Indonesia. Seperti dilaporkan Ge Prince, pandangan umum yang mengakar pada waktu itu adalah kesejahteraan pribumi sangat berkaitan dengan produksi tanaman pangan. Hal ini menjadi alasan pemerintah Hindia Belanda melihat sektor pertanian sebagai sektor yang penting diperdayakan dalam kebijakan Etis. (Ge Prince dalam J. Thomas Lindblad (ed): 1998, 159).

Menurut Gerry van Klinken, masyarakat Jawa telah mempunyai pegetahuan yang memadai dalam bidang pertanian bahkan sebelum kolonialisme datang ke Nusantara. Berdasarkan ini, barangkali politik Etis tidak banyak mengubah cara-cara pertanian yang ada. Pola pertanian, misalnya pada tahun 1900-1930 di Kulon Progo masih memakai cara tradisional.

Meskipun demikian, harus diakui bahwa pengenalan cara-cara pertanian modern telah dilakukan, meski tidak massif. Sebagai sosialisasi, misalnya lahan percontohan pemerintah menggunakan pemupukan kimiawi. Selain itu, pola pengairan menggunakan sungai, seperti Opak Progo juga telah memakai sistem manajemen yang rapi. Pengairan tersebut bahkan telah diundangkan dalam Rijksblad van Djogjakarta No. 10 tahun 1922, No. 20 tahun 1927, No. 23 dan 28 tahun 1928. Salah satu butir yang di dalamnya adalah kebijakan membentuk dewan yang mengurusi masalah distribusi air antara petani dan perkebunan.

Dari pelbagai kebijakan itu, kita bisa melihat adanya peningkatan hasil pertanian. Namun, tidak bisa disimpulkan bahwa peningkatan hasil pertanian tersebut membawa peningkatan kesejahteraan bagi petani. Pada kenyataannya, pemerintah Hidia Belanda menerapkan pajak yang tidak ringan. Di dalam Rijksblad van Djogjakarta dan Rijksblad van Paku Alam disebutkan bahwa besarnya pajak sawah berkisar antara 8-20% dari hasil panen. Di Distrik Pengasih dan Nanggulan (Afdeling Kulon Progo) pada tahun 1927 beban sawah dan lahan kering mencapai f88.024. Kapan nasib petani bisa berubah?


“Balas budi”(?) Belanda kepada Bumi Putera dengan Politik Etis
Semenjak pemerintah kolonial Belanda memberlakukan sistem Tanam Paksa di Indonesia, banyak menimbulkan penderitaan bagi rakyat pribumi seperti kemiskinan, kelaparan bahkan kematian. Selain itu banyak juga penduduk yang meninggalkan tanah kelahirannya hanya sekedar untuk menghindari diri dari sistem Tanam Paksa yang dijalankan oleh pemerintah kolonial Belanda.
Berbagai penderitaan pada saat itu banyak dialami oleh masyarakat Indonesia, misalnya kejadian-kejadian diberbagai wilayah di Indonesia, seperti di Cirebon pada tahun 1843 banyak penduduk yang meninggalkan daerahnya dengan tujuan untuk menghindari dari kekejaman belanda. Di daerah lain juga telah mengalami beberapa kejadian kelaparan yang sangat memprihatinkan, seperti di daerah Demak dan Grobogan yang mengakibatkan kematian secara besar-besaran. Sementara itu pada umumnya rakyat di negeri Belanda banyak yang tidak tahu atas kekejaman di daerah tanah jajahannya yang diakibatkan oleh Tanam Paksa, sebaliknya Tanam Paksa telah meningkatkan kemakmuran rakyat di negeri Belanda, sebab banyak mendapat keuntungan yang sangat melimpah dari penyelenggaraan politik Tanam Paksa, sementara akibat dari pelaksanaan politik tersebut masyarakat pribumi (Masyarakat Indonesia) menjadi semakin menderita.
Keadaan seperti ini mulai berubah setelah tahun 1850, dimana rakyat Belanda memperoleh berita mengenai kejadian yang sebenarnya di Indonesia yang ditimbulkan oleh Tanam Paksa. Kesewenang-wenangan dari para pegawai pemerintah kolonial Belanda, kejadian di daerah Cirebon, Demak, dan Grobogan, lambat laun sampai beritanya di negeri Belanda, sehingga antara tahun 1850-1860 timbul terjadi perdebatan diantara para tokoh di negeri Belanda yang peduli terhadap nasib bangsa Indonesia akibat dari kebijakan Tanam Paksa.
Sekitar pertengahan abad ke-19 mulai muncul gerakan humanis di Belanda yang dipelopori antara lain oleh Conrad Theodore van Deventer (1857-1915). Gerakan ini muncul setelah ada berita-berita tentang perilaku kolonial di Hindia Belanda, tegasnya praktek penindasan. Gerakan ini menilai bahwa Belanda telah berhutang budi banyak kepada Hindia Belanda. Belanda telah mengambil banyak dari negeri jajahan, praktis tanpa memberi apa-apa. Gerakan ini menuntut perubahan bentuk hubungan yang menguntungkan sefihak tersebut menjadi hubungan yang saling menguntungkan (symbiosis mutualism).
Adapun yang tergolong kepada kelompok kaum humaniter lainnya diantaranya seperti : Walter Baron Van Hoevel, Fransen Van De Futte, juga seorang Perdana Menteri Torbeck tampil ke depan untuk membela kepentingan bangsa Indonesia. Pada saat itu tokoh yang dianggap paling berhasil merubah opini rakyat Belanda dengan sebuah karya tulisannya adalah “Douwes Dekker” dengan nama samarannya “Multatuli”. Yang berhasil menulis sebuah karya buku yang berjudul “Max Havelaar”.
Politik Etis kolonial Belanda ini awalnya tatkala dirumuskan menimbulkan sikap pro dan kontra, baik di kalangan para intelektual, politisi dan rohaniawan (kalangan gereja) di Belanda. Ada sebagian yang menentang (dalam kadar yang cukup keras) di Parlemen Belanda, namun di lain pihak ada yang mendukung program ini yang mereka anggap sebagai sesuatu yang ‘manusiawi’ atau bahkan sebagai ‘kewajiban moral’ terhadap rakyat Indonesia.
Pada 17 September 1901, Ratu Wilhelmina yang baru naik tahta menegaskan dalam pidato pembukaan Parlemen Belanda, bahwa pemerintah Belanda mempunyai panggilan moral dan hutang budi (een eerschuld) terhadap bangsa pribumi di Hindia Belanda. Ratu Wilhelmina menuangkan panggilan moral tadi ke dalam kebijakan politik etis, yang terangkum dalam program Trias Politika yang meliputi:
-
 irigasi (pengairan), membangun dan memperbaiki pengairan-pengairan dan bendungan untuk keperluan pertanian
-
 emigrasi yakni mengajak penduduk untuk transmigras
- memperluas dalam bidang pengajaran dan pendidikan (
edukasi).
Banyak pihak menghubungkan kebijakan baru politik Belanda ini dengan pemikiran dan tulisan-tulsian Van Deventer yang diterbitkan beberapa waktu sebelumnya, sehingga Van Deventer kemudian dikenal sebagai pencetus politik etis ini.
Terlepas dari masalah pro dan kontra tersebut, setelah Ratu Wilhelmina mengeluarkan pidato di Staten General pada tahun 1901, maka mulailah berlaku Politik Etis tersebut di lapangan secara nyata. Sebelum tahun 1901 politik Belanda semata-mata mementingkan tuntutan ekonomi, yang karena itu penghisapan kekayaan terhadap Indonesia sama sekali tidak memperhitungkan rakyat Indonesia. Dengan adanya pidato Ratu Wilhelmina tersebut dimungkinkan ada keseimbangan antara unsur menjajah dengan unsur memiliki ‘kewajiban moral’ itu.
Jabaran Politik Etis itu oleh Van Deventer dikonsepsikan dalam wujud irigasi, edukasi dan emigrasi. Dukungan yang mula-mula muncul adalah dari kalangan kapitalis dan industrialis Belanda yang pada hakekatnya berkeinginan untuk memasarkan hasil industrinya sambil melakukan perbaikan ekonomi rakyat Indonesia.
Kebijakan pertama dan kedua disalahgunakan oleh Pemerintah Belanda denganmembangun irigasi untuk perkebunan-perkebunan Belanda dan emigrasi dilakukan dengan memindahkan penduduk ke daerah perkebunan Belanda untuk dijadikan pekerja rodi. Hanya pendidikan yang berarti bagi bangsa Indonesia.
Perbaikan sosial yang nampak mulai ditanggapi antara lain dalam hal pendidikan. Mengapa ini dilakukan ? Sebab, masalah pendidikan (edukasi) hampir tidak tergarap dan memang sengaja tidak digarap sebelum Politik Etis dicetuskan. Hal ini tergambar dalam tulisan Van Deventer dalam majalah De Gids (1908) sebagai berikut: “Sampai pada waktu-waktu yang terakhir, hampir ada kita memikirkan pendidikan kecerdasan dan penyempurnaan akal budi pekeerti bangsa Bumiputera. Asal pajak dibayarkan, kewajiban rodi dan bertanam dilakukannya, asal kehidupan rakyat tidak sengsara, memadailah. Maka senanglah hati pemerintah.”
Pada tahun 1905, tahun pemilihan di Belanda, Van Deventer dan kawan-kawannya menang dalam Parlemen Belanda, yang karena itu mereka menjadi pemeran utama dalam pembentukan kabinet. Seorang anggota partai Demokrat Liberal, D. Fock, menjadi Menteri Jajahan. Dia bersedia memajukan dan meluaskan pendidikan para pribumi. Usaha ini terdukung oleh saran dan konsep Snouck Hurgronje, seorang profesor indolog di Leiden (1906) yang menyarankan agar pemerintah kolonial Belanda memberikan pendidikan kepada elit pribumi dalam tradisi yang paling baik dari Barat yang nantinya diharapkan menjadi tokoh penting yang berpengaruh luas dalam masyarakat Indonesia.
Sesuai dengan semangat Politik Etis, pemerintah kolonial Belanda memperbanyak jumlah sekolah. Pengaruh politik etis dalam bidang pengajaran dan pendidikan sangat berperan sekali dalam pengembangan dan perluasan dunia pendidikan dan pengajaran di Hindia Belanda. Salah seorang dari kelompok etis yang sangat berjasa dalam bidang ini adalah Mr. J.H. Abendanon (1852-1925) yang Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan selama lima tahun (1900-1905). Sejak tahun 1900 inilah berdiri sekolah-sekolah, baik untuk kaum priyayi maupun rakyat biasa yang hampir merata di daerah-daerah. Pada tahun 1903 mulai didirikan sekolah rendah yang dinamakan Volk School (Sekolah Desa) dengan masa belajar 3 tahun yang kemudian dilanjutkan denmgan program Vervolg School (sekolah Lanjutan) dengan masa belajar selama 2 tahun. Pemulaan sekolah semacam ini lalu dilanjutkan untuk tahun-tahun berikutnya, misalnya yang dinamakan Meer Uitgebreid Leger Onderwijs (MULO), yakni sebuah sekolah yang jenjangnya setingkat dengan SMP pada zaman Belanda dan program Algemeene Middelbare School (AMS) yang jenjangnya setingkat dengan SMA.
Walaupun nampaknya cukup baik tujuan didirikan bentuk-bentuk persekolahan di atas, namun dalam prakteknya, sekalipun tidak secara langsung, terdapat kecenderungan diskriminatif. Kecenderungan itu nampak dalam hal cara menyaring anak sekolah. Caranya ialah dengan memberlakukan biaya sekolah yang cukup mahal, dan juga sering diutamakan bagi keluarga yang memiliki keturunan darah biru (darah ningrat, darah keraton) atau dari kalangan para “priyayi” (pangreh praja atau pegawai dalam kantor pemerintah Belanda). Oleh karena itu, bagi kalangan masyarakat bawah, maka hanya dari anggota masyarakat yang mampu atau kaya saja yang dapat menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang pendidikan yang cukup tinggi. Bagi anggota masyarakat yang kurang berpunya atau miskin terpaksa tidak dapat memasukkan anak-anaknya ke sekolah, atau paling tidak terpaksa mengambil alternatif lain, misalnya memasukkan anak-anaknya ke dalam pondok pesantren.
Satu hal yang tidak dapat dipungkiri adalah bahwa tujuan penyelenggaraan sekolah yang dilakukan Belanda di atas tidak murni hanya semata-mata untuk memberdayakan pendidikan masyarakat, melainkan justru untuk menghasilkan tenaga birokrat (sesuai dengan level pendidikannya) untuk dapat direkrut dalam jabatan-jabatan teknis di pemerintahan kolonial Belanda. Sebagai contoh, sejak 1864 oleh Belanda telah diintroduksi sebuah program ujian yang disebut Klein Ambtenaars’ Examen, yaitu sebuah program ujian pegawai rendah yang harus ditempuh agar seseorang dapat diangkat sebagai pegawai pemerintah. Oleh karena itu, nampak jelas bahwa program untuk menciptakan birokrat rendahan yang cukup menonjol, apalagi setelah pada tahun 1900 diperkenalkan sekolah Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA), yaitu sebuah sekolah yang dipersiapkan untuk menjadi pegawai pemerintah untuk kalangan pribumi. Dengan demikian terdapat kesan kuat bahwa kegiatan pendidikan adalah untuk kelancaran ekonomi dan politik Belanda.
Pelaksanaan politik etis bukannya tidak mendapat kritik. Kalangan Indo, yang secara sosial adalah warga kelas dua namun secara hukum termasuk orang Eropa merasa ditinggalkan. Di kalangan mereka terdapat ketidakpuasan karena pembangunan lembaga-lembaga pendidikan hanya ditujukan kepada kalangan pribumi (eksklusif). Akibatnya, orang-orang campuran tidak dapat masuk ke tempat itu, sementara pilihan bagi mereka untuk jenjang pendidikan lebih tinggi haruslah pergi ke Eropa, yang biayanya sangat mahal.
Ernest Douwes Dekker termasuk yang menentang ekses pelaksanaan politik ini karena meneruskan pandangan pemerintah kolonial yang memandang hanya orang pribumilah yang harus ditolong, padahal seharusnya politik etis ditujukan untuk semua penduduk asli Hindia Belanda (Indiers), yang di dalamnya termasuk pula orang Eropa yang menetap (blijvers) dan Tionghoa.
Kesimpulan
Pada dasarnya politik ETIS sendiri hanyalah siasat dari pemerintah Belanda. Selain untuk memenuhi tuntutan kaum humanis dan sosial demokrat Belanda, pemberlakuan politik ETIS di bidang pendidikan ada kaitannya dengan kepentingan politik pintu terbuka. Hal ini telah memunculkan kebutuhan akan tenaga yang terdidik dan terampil di bidang administrasi. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia diarahkan untuk sebesar-besarnya kepentingan Belanda. Dengan kata lain politik ETIS diselewengkan menjadi
 politik Assosiasi, artinya di dalam pelaksanaannya di arahkan untuk kepentingan Belanda.

Ada 4 ciri pendidikan pada masa kolonial Belanda, yaitu :
- Sistem Dualisme
Dalam sistem ini diadakan garis pemisah antara sistem pendidikan untuk golongan Eropah dan sistem pendidikan untuk golongan bumi putera.
- Sistem Korkondansi
Sistem ini berarti bahwa pendidikan di daerah penjajah di arahkan atau disesuaikan dengan pendidikan yang terdapat di negeri Belanda.
- Sentralisasi
Kebijakan pendidikan di zaman kolonial diurus oleh sebuah Departemen Pengajaran.
- Menghambat Gerakan Nasional
Sistem pendidikan pada masa itu sangat selektif. Masyarakat bumi putera tidak dapat memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya atau pendidikan yang lebih tinggi.

Buntet pesantren tertua

Buntet Pesantren yang kita kenal sekarang ini, merupakan salah satu pesantren tertua di Indonesia, berdiri sejak abad 18 M dibangun oleh Mufti Keraton Cirebon, Mbah Muqoyimyang tidak mau kompromi dengan Belanda. Dengan penolakan itu, Mbah Muqoyim lebih memilih tinggal di luar tembok istana dan menjadi guru kemudian mendirikan pesantren yang kini dikenal dengan Buntet Pesantren.

Tempat yang pertama kali dijadikan sebagai pondok pesantren letaknya di Desa Bulak kurang lebih 1/2 km dari perkampungan Pesantren yang sekarang. Sebagai buktinya di Desa Bulak tersebut terdapat peninggalan Mbah Muqoyyim berupa situs makan santri yang sampai sekarang masih utuh.
 

Pondok Buntet Pesantren bersifat
 tradisional dan modern, dikatakan modern karena mengadopsi sistem sekolah modern seperti Madrasah Ibtidaiyah hingga perguruan tinggi. Adapun tradisional, dikarenakan pondok Buntet ini terus mengkaji kitab-kitrab salafussholeh yang banyak mengupas seputar Al Quran, Hadits, Tafsir, Balaghoh, Ilmu gramatika bahasa Arab, dan karya-karya Akhlak maupun tasawuf dan fiqh dari para ulama terdahulu.

Sekolah formal di Buntet Pesantren
 

  1. Akademi Perawat Buntet Pesantren
  2. SMK Mekanika Buntet Pesantren
  3. Madrasah Aliyah Negeri (MAN)
  4. Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putera (MANU Putra)
  5. Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Puteri (MANU Putri)
  6. Madrasah Tsanawiyah  Nahdlatul Ulama Putra I (MTsNU Putra I)
  7. Madrasah Tsanawiyah  Nahdlatul Ulama Putra II (MTsNU Putra II)
  8. Madrasah Ibtidaiyah 
  9. Madrasah Diniyah
  10. Taman Kanak-Kanak

Letak Pesantren 
Di tempat yang sekarang ini berada, pesantren ini posisinya ada di antara dua Desa: + 80% Pesantren ini menjadi wilayah administratif Desa Mertapada Kulon dan sisanya bagian Barat milik Desa Munjul. Pesantren ini sendiri bukanlah nama Desa, melainkan hanya tempat/padepokan santri. Namun seiring dengan perkembangan zaman, dari ratusan tahun yang lalu, penduduk pesantren ini makin lama makin berkembang. Kepadatannya cukup besar.

Wilayah Buntet Pesantren ini mirip sebuah desa yang cukup luas, tetapi bukanlah nama Desa Buntet. Sebab Desa Buntet yang memiliki kepala desa berlokasi sebelah Utara. Adapun posisi pesantren ini terletak di antara dua desa, desa Mertapada dan desa Munjul. Sebelah Utara Pesantren ini dibatasi oleh Buntet Desa; sebelah Timur Desa Mertapada (LPI); Sebelah Selatannya adalah Desa Kiliyem dan sebelah Barat adalah Desa Munjul.

Masyarakat Penghuni Pesantren 
Berbeda dengan Pondok Pesantren lain, keberadaan Pesantren Buntet ini cukup unik karena komunitasnya yang homogen; antara santri dan penduduk asli pesantren ini sulit dibedakan, terutama bila dipandang oleh orang lain. Orang yang mengenal Buntet sebagai sebuah pesantren, ketika bertemu dengan salah seorang lulusan pesantren ini, dianggapnya sebagai santri sehingga kesan yang timbul adalah berdekatan dengan ilmu keagamaan dan ubudiah. Karena memang tidak bisa dipungkiri, baik penduduk asli pesantren ini ataupun santri, keberadaan sehari-hari, tidak lepas dari aktivitas nyantri (mengaji).

Setidaknya ada tiga jenis masyarakat penghuni pesantren:
 Pertama, masyarakat keturunan kyai. Dari catatan silsilah keturunan Kyai Buntet, hampir seluruh Kyai di Pesantren ini adalah anak cucu dari keturunan Syarif Hidayatullah, salah seorang anggota Walisongo. Kedua,Masyarakat biasa. Asal mula mereka adalah para santri atau teman-teman Kyai yang sengaja diundang untuk menetap di Buntet.

Mereka memiliki hubungan yang cukup erat bahkan saling menguntungkan (mutualism). Awalnya mereka menjadi khodim (asisten) atau teman-teman Kyai kemudian karena merasa betah akhirnya menikah dan menetap di Buntet Pesantren hingga sekarang. Penduduk Buntet Pesantren yang bukan dari turunan Kyai ini dulunya dikenal dengan istilah masyarakat
Magersari. Ketiga, masyarakat santri. Merekalah yang membesarkan nama baik Buntet Pesantren.

Sebab namanya juga perkampungan santri, aktivitas sehari-hari diramaikan oleh hingar-bingar pelajar yang menuntut ilmu; siang para santri disibukkan dengan belajar di sekolah formal, dan malam harinya belajar kitab atau diskusi tentang agama di masing-masing kyai sesuai kapasitas ilmunya.

Sesepuh Buntet Pesantren
Dalam perkembangan selanjutnya, kepemimpinan Pondok Buntet Pesantren dipimpin oleh seorang Kyai yang seolah-olah membawahi kyai-kyai lainnya yang memimpin masing-masing asrama (pondokan). Segala urusan ke luar diserahkan kepada sesepuh ini.

Lebih jelasnya periodisasi kepemimpinan Kyai Sepuh ini berturut-turut hingga sekarang dipimpin oleh Kyai yang dikenal Khos yaitu KH. Abdullah Abbas (kini Almarhum), dan digantikan oleh KH. Nahduddin Abbas. Nama-nama Kyai yang dituakan dalam mengurus Pondok BuntetPesantren secara turun-termurun adalah sebagai berikut:

1. KH. Muta’ad (Periode pertama)
2. KH. Abdul Jamil
3. KH. Abbas
4. KH. Mustahdi Abbas
5. KH. Mustamid Abbas
6. KH. Abdullah Abbas
7. KH. Nahduddin Abbas (hingga sekarang)

Seiring dengan perkembangan zaman, Pondok Buntet Pesantren dengan segala potensi yang dimiliki berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan dengan memadukan antara Sistem Salafi dan Sistem Kholafi. Sistem salafi adalah metode belajar dengan berpedoman kepada literatur para ilmuan Muslim masa lalu, sedangkan sistem khalaf mengacu kepada pendidikan modern dengan kurikulum dan sistem pendidikan yang diterapkannya.

Untuk lebih mengoptimalkan ikhtiar tersebut, maka dibentuklah sebuah Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Pondok Buntet Pesantren Cirebon. Salah satu tugasnya adalah mengelola dan menyelenggarakan pendidikan formal dan non formal.

Sebab salah satu sistem yang dibangun di pesantren ini adalah bagi santri yang mondok di Buntet Pesantren diharuskan menyelesaikan pendidikan formal sebagai amanat UU Pendidikan Nasional, sesuai dengan usia pendidikannya. Mereka harus mengikuti jenjang pendidikan formal seperti SD, SLTP, SLTA hingga Universitas jika mampu. Selain itu mereka pun diwajibkan mengikuti pendidikan non formal (dirosah diniyyah) yang digelar di masing-masing asrama, atau mengikuti pendidikan khsusus yang diadakan oleh kyai-kyai sesuai spesialisasi ilmunya.

Para Almarhumin Kyai
Berturut-turut nama-nama di bawah ini adalah para kyai yang telah berkiprah lama mengurus Pondok Buntet Pesantren. Salah satu jasa beliau adalah mempertahankan sekaligus memajukan sistem pendidikan pesantren bagi generasi muda Indonesia. Para lulusan Buntet sangat kenal sekali dengan mereka. Karena itu sepantasnya untuk mengenang jasa-jasa beliau maka di bawah ini adalah nama-nama armarhumin (pendahulu) yang bisa dipelajari bagaimana riwayat kehidupannya.


KH. Abdul DJamil
KH. Abbas
KH. Ilyas
KH. Anas
KH. Yusuf
KH. Khamim
KH. Ahmad Zahid
KH. Khowi
KH. Mustahdi Abbas
KH. Mustamid Abbas
KH. Zen
KH. Murtadho
KH. Busyrol Karim
KH. Akyas Abdul Jamil
KH. Arsyad
KH. Izuddin Zahid
KH. Nasiruddin Zahid
KH. Anwaruddin Zahid
KH. Hisyam Mansyur
KH. Chowas Nuruddin
KH. Fuad Hasyim
KH. Fuad Zen
KH. Nu’man Zen
KH. Fahim Khowi

KH. Fakhruddin