Friday, 18 December 2015
Jalur pendakian Gunung Guntur Garut
Jalur Pendakian Gunung Guntur
Gunung guntur ketinggian 2.249 Mdpl. Merupakan salah satu gunung api aktif yang berada di kabupaten Garut. Gunung ini pertama didaki oleh pendaki berkebangsaan prusia – Jerman, Frans Junghun pada tahun 1837. Pada saat itu Junghun memasukkan gunung ini
gunung api paling aktif di Jawa. Gunung ini memiliki dua sumber mata air, yaitu sumber air panas yang mengalir ke Cipanas yang kemudian dimanfaatkan sebagai wisata pemandian Cipanas, dan yang satu lagi sumber air dingin yang mengalir ke aliran curug citiis.
Gunung guntur tidak seperti gunung –gunung di daerah tropis lainnya. Gunung ini justru terlihat tandus dan gersang. Jalurnya pun di dominasi oleh savanna dan batuan kerikil kecil sisa letusan.jarang kita menjumpai pohon besar sepanjang lintasan pendakian yang bisa kita gunakan untuk berteduh. Terutama pada lintasan sesudah melewati curug citiis. Medan yang tandus dan gersang membuat gunung guntur lebih dikenal karena cuacanya yang liar. Tekanan angin dan suhu udara yang panas, bahkan bisa di bilang ganas. Saya sendiri mendaki gunung ini pada bulan Juni 2008.
Untuk mendaki gunung guntur, kita bisa melalui jalur curug citiis, yang berada di kampung citiis, kecamatan Tarogong kaler, Kabupaten Garut. Jalur pendakian ini merupakan jalur terpendek dan termudah yang ditemukan oleh Frans Junghun. Jalur ini selain melewati air terjun atau curug citiis, anda juga akan melalui lokasi penambangan pasir citiis yang beroperasi sejak tahun 1960 an.
Untuk menuju kampung citiis, anda yang dari Jakarta bisa menumpang bus jurusan garut. Ada dua alternatif disini, anda bisa menumpang bus Jakarta – garut yang melewati tol cipularang, turun di terminal garut, lalu naik angkot jurusan cipanas, turun di gerbang kampung citiis, dengan waktu tempuh yang lebih singkat. Atau bisa juga naik bus jurusan garut via puncak, dan langsung turun di gerbang desa citiis. Tapi dengan waktu tempuh yang lumayan lebih panjang. Saya sendiri dengan tidak sengaja menumpang bus yang melewati daerah puncak, karena tadinya saya pikir bus itu akan melewati tol cipularang. Tapi ada untungnya juga, karena saya tidak usah lagi oper angkot, dan bisa langsung turun di citiis. Ongkosnya saat itu 35rb rupiah. Tapi mungkin jika anda mendaki beramai-ramai, soal ongkos mungkin masih bisa di negosiasi lagi dengan kenek bus. Saya sendiri karena saat itu melakukan pendakian seorang diri, jadi gak ada pilihan lain, selain menerima tarif yang di ajukan si kenek.
Dari gerbang desa citiis, anda bisa melanjutkan perjalanan menuju kampung citiis dengan menumpang ojek, atau bisa juga dengan berjalan kaki. Jaraknya tidak terlalu jauh, hanya sekitar 15 menit dengan menggunakan ojek. Tarifnya sekitar 10rb-an. Biasanya tukang ojek disana sudah biasa mengantar pendaki yang ingin mendaki gunung guntur. Ia akan mengantarkan kita ke rumah kepala desa terlebih dahulu untuk melakukan perizinan. Pada saat saya melakukan pendakian kesana (2008), kepala desanya dijabat oleh ibu Tati, sayang ketika saya kesana, ibu Tati sedak tidak berada dirumah, sehingga proses perizinan diwakili oleh Ibunda bu Tati, saya cukup menyerahkan fotokopi KTP dan uang retribusi pendakian seikhlasnya, biasanya berkisar antara 3rb hingga 5rb rupiah. Untuk menambah perbekalan pendakian, anda bisa sekalian membelinya disini, karena dirumah bu Tati juga terdapat warung kecil.
Setelah selesai mengurus perizinan, tukang ojek akan membawa kita melanjutkan perjalanan menuju lokasi penggalian pasir. Tapi sayang, pada saat saya melakukan pendakian, kondisi jalan sedang rusak parah. Sehingga terpaksa saya mengikhlaskan tukang ojek untuk menurunkan saya sebelum sampai ke lokasi yang sudah disepakati. Karena kasihan juga kalau motornya harus dipaksakan melewati jalan yang rusak. Bisa- bisa itu jadi hari terakhir dia ngojek karena motornya harus turun mesin dan patah rangka. Hahaha…… lebay ah…
Di sekitar lokasi penggalian pasir ini, terdapat jalan agak lebar yang biasa digunakan truk
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment