1. Masa
Nifas atau Pasca atau Post Partum
a. Definisi
Masa
nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selama kira- kira 6 minggu. (Sarwono, 2009: 122)
Periode
pasca partum adalah masaenam minggu setelah bayi lahir sampai organ- organ
reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. (Bobak, 2005: 492).
Periode
post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali pada keadaan tidak
hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru. (Mitayani,
2009: 122)
Berdasarkan
pendapat di atas maka penulis menarik kesimpulan bahwa masa nifas ialah masa
sejak kelahiran plasenta sampai organ- organ reproduksi kembali pada keadaan
sebelum hamil.
b. Periode
Nifas
1) Immediate
post partum, adalah masa 24 jam masa nifas
2) Early
post partum, adalah masa pada minggu pertama masa nifas
3) Late
post partum, adalah masa pada minggu ke dua sampai dengan minggu keenam masa
nifas. (Mitayani, 2009: 122)
c. Adaptasi
Fisiologis
1) Sistem
Reproduksi
a) Payudara
Pada
masa nifas konsentrasi hormon yang menstimulasi perkembangan payudara selama
wanita hamil (estrogen, progesterone, human chorionic gonadrotopin, prolactin,
kortisol, dan insulin) menurun dengan cepat setelah bayi lahir. Ketika laktasi
terbentuk teraba suatu masa (benjolan). Sebelum laktasi dimulai, payudara teraba
lunak dan cairan kekuningan yaitu kolostrum keluar dari payudara. Setelah
laktasi dimulai payudara teraba hangat dan keras ketika disentuh. Rasa nyeri
akan menetap selama 48 jam. (Bobak, 2005:498)
b) Uterus
(1) Proses
Involusi
Involusi
ialah proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan.
Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira
dua cm di bawah umblicus, beratnya kira-kira 1000 g. Dalam waktu 12 jam, tinggi
fundus mencapai kurang lebih satu cm di atas umbilicus. Fundus turun kira-kira
satu sampai dua cm setiap 24 jam. Uterus tidak bisa dipalpasi pada abdomen pada
hari kesembilan pasca partum.
Uterus
yang pada waktu hamil penuh beratnya 11 kali berat sebelum hamil, berinovasi
menjadi kira-kira 500 g satu minggu
setelah melahirkan dan 350 g (11 minggu 12 ons) dua minggu setelah
melahirkan. Seminggu setelah melahirkan uterus berada di dalam panggul sejati
lagi. Pada minggu enam beratnya, menjadi 50 sampai 60 g. (Bobak, 2005:493)
(2) Kontraksi
Intensitas
kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir, diduga
terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterine yang sangat
besar. Selama satu sampai dua jam pertama pasca partum intensitas kontraksi
uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur. Karena penting sekali untuk
mempertahankan kontraksi uterus sehingga biasanya suntikan oksitosin (pitosin)
secara intravena atau intramuskular diberikan segera setelah plasenta lahir.
(Bobak, 2005:493)
(3) Afterpains
Pada
primipara, tonus uterus meningkat sehingga fundus pada umumnya, tetap kencang .
Relaksasi dan kontraksi yang periodik sering dialami multi para dan bisa
menimbulkan nyeri yang bertahan sepanjang masa awal pasca partum. ( Bobak, 2005
: 493)
(4) Tempat
Plasenta
Segera
setelah plasenta dan ketuban dekeluarkan, kontraksi vascular dan thrombosis
menurunkan tempat plasenta ke suatu area yang meninggi dan bernodul tidak
teratur. Pertumbuhan endometrium ke atas menyebabkan pelepasan jaringan
nekrotik dan mencegah pembentukan luka. Regenerasi endometrium selesai pada
akhir minggu ketiga masa pasca partum, kecuali pada bekas tempat plasenta.
(Bobak, 2005 : 493)
(5) Lochea
Rabas
uterus yang keluar setelah bayi lahir yang mula – mula berwarna merah, kemudian
berubah menjadi warna merah tua atau merah coklat.
Jenis – jenis lochea ;
(a) Lochea
rubra
Mengandung darah dan
debris desidua serta trofoblastik. Aliran menyembur, menjadi merah muda atau
coklat setelah tiga sampai empat hari.
(b) Lochea
Serosa
Terdiri dari darah lama
(old blood), serum, leukosit, dan debris jaringan. Sekitar sepuluh hari setelah
bayi lahir, warna cairan ini menjadi kuning sampai putih.
(c) Lochea
Alba
Mengandung
leukosit, desisua, sel epitel, mucus, serum, dan bakteri. Lochea alba bisa
bertahan selama dua sampai enam minggu setelah bayi lahir. (Bobak, 2005:494)
(d) Serviks
Serviks menjadi lunak
segera setelah ibu melahirkan . 18 jam setelah melahirkan, serviks memendek dan
konsistensinya menjadi lebih padat dan kembali ke bentuk semula. (Bobak,
2005:495)
(e) Vagina
dan perinieum
Estrogen
pasca partum yang menurun berperan dalam penipisan mukosa vagina dan hilangnya
rugae. Vagina yang semula sangat tegang akan
kembali secara bertahap ke ukuran sebelum hamil, enam sampai delapan
minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat sekitar minggu ke empat.
Penebalan mukosa vagina terjadi seiring pemulihan fungsi ovarium.
Hemoroid
(Varises anus), umumnya terlihat, wanita sering mengalami gejala terkait
seperti, rasa gatal, tidak nyaman, dan perdarahan berwarna merah terang pada
waktu defekator. Ukuran hemoroid biasanya mengecil beberapa minggu setelah bayi
lahir. (Bobak, 2005:495)
2) Sistem
kardiovaskuler
Penyesuaian
pembuluh darah maternal setelah melahirkan berlangsung dramatis dan cepat.
Respon wanita dalam menghadapi kehilangan darah selama masa pasca partum dini
berbedadari respon wanita yang tidak hamil. Tiga prubahan fungsi fisiologis
yang melindungi wanita: (1) Hilangnya sirkulasi uteroplasenta yang mengurangi
ukuran pembuluh darah maternal 10% sampai 15% (2) Hilangnya fungsi endokrin
plasenta yang menghilangkan stimulus vasodilatasi dan (3) Terjadinya mobilisasi
air ekstravaskuler yang disimpan selama wanita hamil.
Oleh
karena itu syok hipovolemik biasanya tidak terjadi pada kehilangan darah
normal. Denyut nadi lebih rendah, selama kehamilan distensi terus menghambat
jumlah darah ke vena kembali ke jantung. Setelah melahirkan, terjadi
peningkatan denyut jantung, volume sekuncup dan curah jantung meningkat selama
30 sampai 60 menit karena darah yang biasanya melintasi sirkuit utero plasenta
tiba-tiba kembali ke sirkulasi umum. (Bobak, 2005:499)
3) Sistem
Urinaria
Perubahan
hormonal pada masa hamil (kadar steroid yang tinggi) turut menyebabkan
peningkatan fungsi ginjal, sedangkan penurunan kadar steroid setelah wanita
melahirkan sebagian menjelaskan sebab penurunan fungsi ginjal selama masa
nifas. fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah melahirkan.
Diperlukan kira-kira dua minggu sampai delapan minggu supaya hipotonia pada
kehamilan dan dilatasi ureter serta pelvis ginjal kembali ke keadaan sebelum
hamil.
Pada
sebagian kecil wanita, dilatasi traktus urinarius bisa menetap sampai tiga
bulan 12 jam masa nifas ibu mulai membuang kelebihan cairan yang tertimbun
dijaringan selama ia hamil. Salah satu cara mengeluarkan cairan yang teretensi
selama hamil ialah diaporsis luas, terutama pada malam hari, selama dua sampai
tiga hari pertama setelah melahirkan. Diuresis masa nifas yang disebabkan oleh
penurunan kadar estrogen, hilangnya peningkatan tekanan vena pada tungkai
bawah, dan hilangnya peningkatan volume darah akibat kehamilan, merupakan
mekanisme lain tubuh untuk mengatasi kelebihan
cairan. Kehilangan cairan melalui
keringat dan peningkatan jumlah urin menyebabkan penurunan berat badan sekitar
2,5 kilogram selama masa-masa nifas. (Bobak, 2005:498)
4) Sistem
Pencernaan
Ibu
biasanya lapar setelah melahirkan. Sehingga permintaan makanan dua kali dari
jumlah yang biasa di konsumsi. Secara khas penurunan tonus dan mortilitas otot
traktus cerna menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Buang air
besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai tiga hari setelah ibu
melahirkan karena tonusoto menurun selama proses persalinan dan pada awal masa
nifas, diare sebelum persalinan, oedema sebelum melahirkan, kurang makan atau
dehidrasi. (Bobak, 2005:498)
5) Sistem
Neurologis
Perubahan
neurologis selama masa nifas merupakan kebalikan adaptasi neurologis yang
terjadi saat wanita hamil dan disebabkan trauma yang dialami wanita saat
bersalin dan melahirkan. Rasa tidak nyaman neurologis yang diinduksikan
kehamilan akan menghilang setelah wanita melahirkan. (Bobak, 2005:500)
6) Sistem
Integumen
Kloasma
gravidarum biasanya menghilang saat kehamilan berakhir. Hiperfigmentasi di
aerola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya setelah bayi lahir. Kulit
yang meregang pada payudara abdomen paha dan panggul mungkin memudar tapi tidak
hilang seluruhnya. Pada beberapa wanita spider nevi biasanya menetap. Rambut
halus yang tumbuh dengan lebat pada waktu hamil biasanya akan menghilang jika
setelah wanita melahirkan, tetapi rambut kasar yang tembus saat hamil biasanya
akan menetap. (Bobak,2005:501)
d. Adaptasi
Psikologis
1) Taking
In
a) Periode
ini terjadi satu sampai dua hari sesudah melahirkan. Ibu pada umumnya pasif dan
tergantung, perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya.
b) Ibu
akan mengulang-ulang pengalamannya waktu bersalin dan melahirkan.
c) Tidur
tanpa gangguan sangat penting untuk mencegah gangguan tidur.
d) Peningkatan
nutrisi mungkin di butuhkan karena selera makan ibu biasanya bertambah. Nafsu
makan yang kurang menandakan proses pengembalian kondisi ibu tidak berlangsung
normal.
No comments:
Post a Comment