Thursday, 14 January 2016

pengertian DIABETES

Diabetes Melitus (DM) tipe 2 merupakan salah satu tipe diabetes dengan karakteristik adanya resistensi insulin dan kekurangan insulin yang relatif. Pasien dengan Diabetes Melitus tipe 2 cenderung mengalami komplikasi akut maupun kronis. Salah satu komplikasi akut dari Diabetes Melitus tipe 2 adalah kondisi hiperglikemia yang cenderung berlanjut pada peningkatan pembentukan glukosa pada plasma sehingga menyebabkan peningkatan viskositas darah yang berdampak pada terjadinya pembentukan plak trombus pada pembuluh darah (International Diabetes Federation, 2006).
     Hasil kongres International Diabetes Federation (IDF) di Melbourne tahun 2013 menyebutkan bahwa 8% penduduk dunia hidup dengan diabetes melitus dengan kecenderungan mengidap diabetes melitus tipe 2. Di wilayah Asia Tenggara (ASEAN) prevalensi penyakit diabetes melitus sebesar 8,7% dimana 51,1% diantaranya tidak terdiagnosa. Prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia semakin meningkat, pada tahun 2012 Indonesia berada di urutan ke-7 penyandang diabetes melitus terbanyak. Menurut WHO jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia memiliki kecenderungan meningkat dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Hal ini didukung oleh International Diabetes Federation (IDF) yang mengungkapkan bahwa Indonesia akan mengalami kecenderungan peningkatan jumlah penderita diabetes melitus dari 7,0 juta jiwa (tahun 2009) menjadi 12,0 juta jiwa pada tahun 2030. Berdasarkan riset Kementerian Kesehatan (2007), sebanyak 5,7% penduduk Indonesia menderita diabetes melitus tipe 2 dan mengalami peningkatan pada tahun 2013 menjadi 6,8% penduduk yang disertai dengan komplikasi ulkus diabetik (Kemenkes R.I, 2013).
 Prevalensi penderita ulkus diabetik di Amerika Serikat sebesar 15-20% dengan resiko mengalami tindakan amputasi 15-46 kali lebih tinggi dibanding penderita non DM (Wapadji, 2006). Prevalensi penderita ulkus diabetik di Indonesia sebesar 30 % dan hampir sebagian besar mengalami tindakan amputasi. Ulkus diabetik merupakan penyebab utama klien dirawat di rumah sakit. Menurut Riyanto, B (2007) 80 % klien yang menderita diabetes melitus dirawat dengan komplikasi ulkus diabetik. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Garut, jumlah pasien diabetes melitus yang di rawat di Ruang Rawat Inap Bedah Dewasa pada tahun 2014 sebanyak 205 pasien dimana 60 pasien (29,27%) mengalami ulkus diabetik. Lama hari rawat antara 8 sampai 45 hari, dengan rata-rata lama rawat 12 hari. Kecenderungan lamanya hari rawat klien yang mengalami ulkus diabetik tersebut disebabkan proses perbaikan ulkus yang lama yang ditandai dengan adanya infeksi pada ulkus dan daerah sekitar ulkus.


Prosentase pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Garut periode Januari – Juni 2015 dapat dilihat pada tabel 1.1 sebagai berikut:
Tabel 1.1 Distribusi Kasus Diabetes Mellitus di RSUD dr. Slamet Garut

No
JenisPenyakit
Jumlah
%
1
Hernia
102
41.80
2
Appendix
34
12,05
3
BPH
25
8,86
4
ISK
22
7.80
5
Selulitis
20
7,09
6
DM
18
6,38
7
Nefrolitiasis
17
6,02
8
Combustio
16
5,67
9
Tonsillitis
15
5,31
10
Peritonitis
13
4,60
Total
282
100
Sumber : Rekam Medik RSUD dr. Slamet Garut, 2015
Tabel 1.1 diatas memperlihatkan diabetes mellitus menunjukkan angka 6,38%. Walaupun persentasenya kecil, namun hal tersebut memerlukan penanganan yang serius mengingat komplikasi yang ditimbulkan oleh diabetes mellitus cukup berat.

Terjadinya ulkus diabetik disebabkan tiga faktor antara lain; iskemik, neuropati, dan infeksi. Penelitian Suryatono (2006) mengungkapkan bahwa resiko ulkus diabetikum pada pasien diabetes melitus dengan neuropati 11 kali lebih besar dibandingkan dengan penderita diabetes melitus tanpa neuropati.

No comments:

Post a Comment