Prevalensi penderita
diabetes melitus di Indonesia semakin meningkat, pada tahun 2012 Indonesia berada di urutan ke-7
penyandang diabetes melitus terbanyak. Prevalensi penderita ulkus
diabetik di Indonesia sebesar 30 % dan hampir sebagian besar dirawat di rumah
sakit. Sulitnya proses penyembuhan luka akibat cedera bisa
menyebabkan perluasan luka / ulkus. Ulkus yang disebabkan oleh diabetes
mellitus bisa terjadi diberbagai bagian tubuh salah satunya adalah pada
skrotum. Tujuan penulisan penulis mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara
menyeluruh kepada Tn. D Dengan Gangguan Sistem Endokrin : Post
Debridemen Atas Indikasi Ulkus Diabetikum a.r Skrotum Akibat Diabetes Mellitus
Tipe 2 melalui pendekatan proses keperawatan.
Penyusunan karya
tulis ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan bentuk studi kasus
melalui pendekatan empat tahapan proses keperawatan. Diagnosa keperawatan yang
muncul pada kasus Tn. D meliputi; gangguan rasa aman nyeri
berhubungan dengan terputusnya kontiunitas, gangguan
integritas kulit berhubungan dengan adanya inflamasi dan tindakan invasif (debridemen), dan gangguan
rasa aman cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya. Tindakan keperawatan yang dilakukan meliputi; penanggulangan gangguan
rasa nyaman nyeri melalui tindakan farmakologi ataupun non farmakologi,
perawatan luka, pencegahan infeksi, pemberian dukungan psikologis, dan
pemberian informasi tentnag kondisi penyakit klien.
Setelah melakukan
asuhan keperawatan pada Tn. D dengan gangguan sistem endokrin : post debridemen
atas indikasi ulkus diabetikum a.r skrotum akibat diabetes mellitus tipe 2 penyusun merekomendasikan kepada perawat untuk meningkatkan hubungan
terapeutik dengan pasien dan keluarga pasien yang akan
mempermudah perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif.
No comments:
Post a Comment