HIDROLISIS
Pengetahuan dan pemahaman
Garam amonium klorida NH4CL dapat dibuat dengan
mereaksikan 50mL larutan NH3 0,2 M dan 50 mL larutan HCl 0,2 M
menurut reaksi: NH3(aq) + HCl(aq)→NH4Cl
. Senyawa tersebut dalam air mengalami hidrolisis dengan pH larutan sebesar . .
. .(kb NH3=10-5 ,kw= 10 -14)
A. 1-log 5
B. 1+log 5
C. 5-log 1
D. 9+log 1
E. 9+log 5
Penyelesaian
Mol NH3 =50 x0,2 = 10 mmol
Mol HCl = 50 x 0,2 =10
mmol
VCampuran =50 +50 = 100
[NH3]= =0,1 M
[G]=0,1 M =10-1 M
[H+]=[G] =
=10-5 =1 . 10-5
pH=-log[H+]
=-log(1 . 10-5)
= 5-log 1
(jawaban c)
Pedalaman Materi
Hidrolisis garam merupakan pengurian garam menjadi ion
positif dan ion negativ yg terjadi dalam air. Berdasarkan asam basa pembentukan
nya dibedakan menjadi sebagai berikut
a. Garam dari
asam kuat dan basa kuat
Garam ini berasal dari elektrolit kuat, tidak terhidrolisis
dalam air, dan brsifat netral (pH=7)
b. Garam dari
asam lemah dan basa kuat
Garam ini mengalami hidrolisis sebagian/parsial dalam
air, anion garam mengalami hidrolisis , dan larutan garam terhidrolisis
bersifat basa (pH>7).
Contoh:
Reaksi ionisasi:
CH3COONa(aq) CH3COO –(aq)
+ Na+ (aq)
Hidrolisis:
CH3COO –(aq) + H2O(l)CH3COOH(aq) +OH
– (aq) Na+(aq) + H2O(L)
Besar pH garam
[OH-] = . G
pOH=-log [OH]
pH=14-pOH
c. Garam dari
asam kuat dan basa lemah
Garam ini mengalami hidrolisis sebagian /parsial dalam
air , kation garam mengalami hidrolisis , dan larutan garam terhidrolisis
bersifat asam (pH<7).
Contoh:
Reaksi ionisasi
NH 4Cl(aq) NH4+(aq)+(aq)
Hidrolisis
NH4++H2O(L)NH3(aq) + H3O+(aq)
Cl – (aq)
+ H2O(L)
Besar nya
pH garam:
[OH+] = . G
pH=-log [H+]
d.
Garam dari asam lemah dan basa lemah
Garam ini
dapat terhidrolisis semua dalam air baik kaiton maupun anionnya. Harga ph
bergantung pada harga ka dan kb. Jika:
Ka
= kb bersifat netral (ph=7)
Ka >kb bersifat asam (ph=7)
Ka <
kb bersifat basa (ph=7)
[H+] = . Kw
pH=-log [H+]
1.Pengertian
Hidrolisis adalah reaksi kimia yang
memecah molekul air (H2O)
menjadi kation hidrogen (H+)
dan anion hidroksida (OH−)
melalui suatu proses kimia. Proses ini biasanya digunakan untuk memecah polimer tertentu,
terutama yang dibuat melalui polimerisasi
tumbuh bertahap(step-growth polimerization).
Hidrolisis merupakan
penguraian garam oleh air atau reaksi ion-ion garam dengan air. Pada penguaian
garam ini, dapat terjadi beberapa kemungkinan, yaitu :
Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H
Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H+, sehingga
menyebabkan [H+] dalaMm air bertambah dan akibatnya [H+] > [OH-], maka
larutan bersifat asam.
Ion garam tersebut tidak bereaksi dengan air, sehingga [H+]
dalam air akan tetap sama dengan [OH-], maka air akan tetap netral (pH = 7).
Ion garam dianggap bereaksi dengan air, bila ion tersebut
dalam reaksinya menghasilkan asam lemah atau basa lemah, sebab bila
menghasilkan asam atau basa kuat maka hasil reaksinya akan segera terionisasi
sempurna dan kembali menjadi ion-ionnya. Jika ditinjau dari asam dan basa
pembentuknya ada empat jenis garam yang dikenal, yaitu ;
1. Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat
2. Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah
3. Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa lemah
4. Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat
2. Contoh menghitung hirolisis
1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat
Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air.
Kation dan anion garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisis,
sehingga larutan ini bersifat netral, pH larutan ini sama dengan 7.
Contoh
Larutan KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi sempurna
membentuk kation dan anionnya. KOH terionisasi menjadi H + dan
Cl - . Masing-masing ion tidak bereaksi dengan air, reaksinya dapat
ditulis sebagai berikut.
KCl (aq) → K + (aq) +
Cl - (aq)
K + (aq) + H 2 O (l) →
Cl - (aq) + H 2 O (l) →
2. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah
Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah
mengalami hidrolisis sebagian (parsial) dalam air. Garam ini mengandung kation
asam yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat asam, pH <7.
Contoh
Amonium klorida (NH 4 Cl) merupakan garam yang
terbentuk dari asam kuat, HCl dalam basa lemah NH 3 . HCl akan
terionisasi sempurna menjadi H + dan Cl - sedangkan
NH 3 dalam larutannya akan terionisasi sebagian membentuk
NH 4 + dan OH - . Anion Cl - berasal dari
asam kuat tidak dapat terhidrolisis, sedangkan kation
NH 4 + berasal dari basa lemah dapat terhidrolisis.
NH 4 Cl (aq) →
NH 4 + (aq) + Cl - (aq)
Cl - (aq) +
H 2 O (l) →
NH 4 + (aq) +
H 2 O (l) → NH 3 (aq) +
H 3 O + (aq)
Reaksi hidrolisis dari amonium (NH 4 + )
merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi ini menghasilkan ion oksonium
(H 3 O + ) yang bersifat asam (pH<7). Secara umum reaksi
ditulis:
BH + + H 2 O → B +
H 3 O +
3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat
Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat
mengalami hidrolisis parsial dalam air. Garam ini mengandung anion basa yang
mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat basa (pH > 7).
Contoh
Natrium asetat (CH 3 COONa) terbentuk dari asam
lemah CH 3 COOH dan basa kuat NaOH. CH 3 COOH akan
terionisasi sebagian membentuk CH 3COO - dan Na + .
Anion CH 3 COO - berasal dari asam lemah yang dapat
terhidrolisis, sedangkan kation Na + berasal dari basa kuat yang
tidak dapat terhidrolisis.
CH 3 COONa (aq) →
CH 3 COO - (aq) + Na + (aq)
Na + (aq) +
H 2 O (l) →
CH 3 COO - (aq) +
H 2 O (l) → CH 3 COOH (aq) +
OH - (aq)
Reaksi hidrolisis asetat (CH 3 COO ‑ )
merupakan reaksi kesetimbangannya. Reaksi ini menghasilkan ion OH ‑ yang
bersifat basa (pH > 7). Secara umum reaksinya ditulis:
A - + H 2 O → HA + OH -
4. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Lemah
Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang
terhidrolisis total (sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat
terhidrolisis dalam air. Larutan garam ini dapat bersifat asam, basa, maupun
netral. Hal ini bergantung dari perbandingan kekuatan kation terhadap anion
dalam reaksi dengan air.
Contoh
Suatu asam lemah HCN dicampur dengan basa lemah,
NH 3 akan terbentuk garam NH 4 CN. HCN terionisasi sebagian
dalam air membentuk H + dan CN - sedangkan
NH 3 dalam air terionisasi sebagian membentuk NH4+ dan OH-. Anion
basa CN - dan kation asam NH 4 +dapat terhidrolisis di
dalam air.
NH 4 CN (aq) → NH 4 + (aq) +
CN - (aq)
NH 4 + (aq) +
H 2 O → NH 3(aq) +
H 3 O (aq) +
CN - (aq) +
H 2 O (e) → HCN (aq) + OH - (aq)
Sifat larutan bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa
penyusunnya (Ka dan Kb)
- Jika Ka < Kb (asam lebih lemah dari pada basa) maka
anion akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat basa.
- jika Ka > Kb (asam lebih kuat dari pada basa) maka
kation akan terhidrolisis lebih banyak dalam larutan bersifat asam.
- Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka
larutan bersifat netral.
3.Menghitung pH
Garam yang mengalami hidrolisis membentuk suatu reaksi
kesetimbangan. Pada reaksi kesetimbangan anion basa atau kation asam, akan
dibebaskan OH - atau H + . Ion OH - dan ion
H + inilah yang dapat menentukan apakah larutan tersebut bersifat
asam, basa atau netral. Karena hidrolisis garam merupakan reaksi refersibel
(bolak-balik), maka reaksi ini mempunyai tetapan kesetimbangan yang disebut
tetapan hidrolisis (Kh). Besarnya Kh bergantung pada harga tetapan ionisasi
asam (Ka) atau tetapan ionisasi basa (Kb). Tetapan hidrolisis dapat digunakan
untuk menentukan pH larutan garam.
1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat jika
dilarutkan dalam air menunjukkan reaksi netral, karena anion maupun kationnya
masing-masing tidak ada yang bergabung dengan ion hidrogen atau hidroksida.
Untuk menentukan produk yang sangat sedikit berdisosiasi. Karena itu
kesetimbangan air tidak terganggu.
H 2 O (l) → H + (aq) +
OH - (aq)
Karena konsetrasi H + dan OH - dalam
larutan sama, maka larutan bersifat netral (pH=7)
2. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah
Jika garam yang berasal dari asam kuat dengan basa lemah
dilarutkan ke dalam air, maka larutan tersebut bersifat asam (pH < 7).
Kation asam (BH + ) dari garam bereaksi dengan air yang menghasilkan
ion H 3 O + .
BH + (aq) +
H 2 O (l) → B (aq) +
H 3 O + (aq) .
Reaksi ini mempunyai tetapan hidrolisis (Kh) sebagai berikut.
Konsentrasi BH + semula, sama dengan konsentrasi
garamnya. Jika konsentrasi BH + mula-mula sebesar M dan hidrolisis
sebesar α, maka konsentrasi semua komponen dalam persamaan tersebut adalah:
Karena nilai α sangat kecil, maka besarnya α pada M-α
diabaikan, sehingga untuk M-α = M. Besarnya konsentrasi B dan
H 3 O + adalah sama. Karena
H 3 O + dapat diganti H +, persamaan tetapan
hidrolisis dapat ditulis.
Suatu basa dapat mengalami kesetimbangan sebagai berikut.
B (aq) +
H 2 O (l) → BH + (aq) +
OH - (l)
Selanjutnya konsentrasi ion H + dapat ditulis:
Keterangan:
Kh : tetapan hidrolisis
Kw : tetapan kesetimbangan air
Kb : tetapan ionisasi basa
[BH + ] : konsentrasi kation dari garam
Kh : tetapan hidrolisis
Kw : tetapan kesetimbangan air
Kb : tetapan ionisasi basa
[BH + ] : konsentrasi kation dari garam
3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat
Garam yang berasal dari asam lemah dengan basa kuat jika
dilarutkan dalam air maka larutan tersebut bersifat basa (pH > 7). Anion
basa (A - ) dari garam bereaksi dalam air yang menghasilkan ion
OH - .
A - (aq) +
H 2 O (l) → HA (aq) + OH - (aq)
Reaksi ini mempunyai tetapan hidrolisis sebagai berikut.
Konsentrasi A - semula sama dengan konsentrasi
garamnya. Jika konsentrasi A - mula-mula sebesar M dan terhidrolisis
sebesar α, maka untuk konsentrasi semua komponen dalam persamaan tersebut
adalah:
Karena nilai α relatif kecil (dapat diabaikan) sehingga nilai
(M-α) sama dengan M.
Asam lemah akan terionisasi menjadi:
HA → H + + A -
Konsentrasi HA sama dengan konsentrasi OH -, sehingga
diperoleh persamaan tetapan:
Selanjutnya konsentrasi OH - dapat dihitung dengan
rumus:
Keterangan:
Kh : tetapan hidrolisis
Kw : tetapan kesetimbangan air
Ka : tetapan ionisasi asam
[A-] : konsentrasi anion dari garam
4. Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah jika
dilarutkan dalam air dapat bersifat asam, basa atau netral tergantung pada
kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya. Larutan garam ini akan
terhidrolisis sempurna baik kation [BH + ] maupun anionnya
[A - ].
Tetapan hidrolisis (Kh) dari hidrolisis di atas dapat ditulis
sebagai berikut.
Selanjutnya untuk menghitung [H + ] adalah
sebagai berikut.
Keterangan:
Kh : tetapan hidrolisis
Kw : tetapan kesetimbangan air
Ka : tetapan ionisasi asam
Kb : tetapan ionisasi basa
SOAL DAN PEMBAHASAN:
1. 4,1 gram natrium asetat, CH3COONa (Mr = 82) dilarutkan dalam air hingga volume larutan 500 mL. Jika Ka CH3COOH = 10-5 , Tentukan pH larutan !
JAWAB ;
[g]= gram/Mr × 1000/mL= 4,1/82 × 1000/500=0,1 Molar
CH3COONa adalah garam yg berasal dari asam lemah CH3COOH(ada harga Ka) dan basa kuat NaOH. Maka yang dicari konsentrasi OH-
[〖OH〗^- ]=√(Kw/Ka . [g] )= √(〖10〗^(- 14)/〖10〗^(- 5) +0,1)= √(〖10〗^(-10) )= 〖10〗^(-5) M
pOH = – log [OH-] = – log 10-5 = 5
pH = 14 – pOH = 14 – 5 = 9
1. 4,1 gram natrium asetat, CH3COONa (Mr = 82) dilarutkan dalam air hingga volume larutan 500 mL. Jika Ka CH3COOH = 10-5 , Tentukan pH larutan !
JAWAB ;
[g]= gram/Mr × 1000/mL= 4,1/82 × 1000/500=0,1 Molar
CH3COONa adalah garam yg berasal dari asam lemah CH3COOH(ada harga Ka) dan basa kuat NaOH. Maka yang dicari konsentrasi OH-
[〖OH〗^- ]=√(Kw/Ka . [g] )= √(〖10〗^(- 14)/〖10〗^(- 5) +0,1)= √(〖10〗^(-10) )= 〖10〗^(-5) M
pOH = – log [OH-] = – log 10-5 = 5
pH = 14 – pOH = 14 – 5 = 9
2. Tentukan pH dari 100 mL larutan (NH4)2SO4 0,2 M !. Jika
diketahui tetapan hidrolisisnya 10-9.
JAWAB;
(NH4)2SO4 berasal dari basa lemah dengan asam kuat (yg kuat asam) berarti bersifat asam, maka yang dicari konsentrasi ion H+. Dan ion yg diikat garam yg berasal dari basa lemah = 2.
[H^+ ]=√(Kh . 2[g])= √(〖10〗^(-9). 2 . 0,2)= √(4. 〖10〗^(-10) )=2 .〖10〗^(-5) M
pH = – log 2.10-5 = 5 – log 2.
JAWAB;
(NH4)2SO4 berasal dari basa lemah dengan asam kuat (yg kuat asam) berarti bersifat asam, maka yang dicari konsentrasi ion H+. Dan ion yg diikat garam yg berasal dari basa lemah = 2.
[H^+ ]=√(Kh . 2[g])= √(〖10〗^(-9). 2 . 0,2)= √(4. 〖10〗^(-10) )=2 .〖10〗^(-5) M
pH = – log 2.10-5 = 5 – log 2.
3. Jika diketahui Kb NH4OH = 1,8 . 10-5 dan Ka HF = 6,8 .
10-4 . Tentukan pH larutan dari 1 liter larutan NH4F 0,1 M !
JAWAB;
Garam NH4F berasal dari asam lemah dan basa lemah (ada harga Ka dan Kb), maka konsentrasi garam tidak berpengaruh.
[H^+ ]=√((Kw . Ka)/Kb )= √((〖10〗^(-14 ). 6,8 . 〖10〗^(-4))/(1,8 . 〖10〗^(-5) ))= √(37,〖8 . 10〗^(-14) )=6,15 .〖10〗^(-7) M
pH = – log [H+] = – log 6,15 . 10-7 = 7 – log 6,15
JAWAB;
Garam NH4F berasal dari asam lemah dan basa lemah (ada harga Ka dan Kb), maka konsentrasi garam tidak berpengaruh.
[H^+ ]=√((Kw . Ka)/Kb )= √((〖10〗^(-14 ). 6,8 . 〖10〗^(-4))/(1,8 . 〖10〗^(-5) ))= √(37,〖8 . 10〗^(-14) )=6,15 .〖10〗^(-7) M
pH = – log [H+] = – log 6,15 . 10-7 = 7 – log 6,15
4. Diketahui 100 mL NH4OH 0,1 M direaksikan dengan 50 mL HCl
0,2 M. Jika Kb NH4OH=1,8 . 10-5, tentukan pH larutan setelah bereaksi !
JAWAB;
Mmol NH4OH = mL X M = 100 X 0,1 = 10 mmol
Mmol HCl = mL X M = 50 X 0,2 = 10 mmol
NH4OH + HCl → NH4Cl + H2O
Semula : 10 mmol 10 mmol – –
Reaksi : 10 mmol 10 mmol 10 mmol 10 mmol
Sisa : – – 10 mmol 10 mmol
Pereaksi tidak ada yang tersisa , berarti terjadi reaksi antara NH4Cl dan air (hidrolisis garam )
Karena yang kuat HCl (asam) maka yang dicari [H+]
mmol NH4Cl
[NH4Cl] = [g] = (mmol NH_4 OH)/(mL total)= 10/150=0,67 M
〖[H〗^+] = √((Kw .[g])/Kb)= √((〖10〗^(-14) . 0,067)/(1,8 .〖10〗^(-5) )) = √(37,2. 〖10〗^(-12) ) = 6,1 .〖10〗^(-6) M
pH = -log〖[H^+ ]= -log〖6,1 .〖10〗^(-1)=6-log6,1 〗 〗
JAWAB;
Mmol NH4OH = mL X M = 100 X 0,1 = 10 mmol
Mmol HCl = mL X M = 50 X 0,2 = 10 mmol
NH4OH + HCl → NH4Cl + H2O
Semula : 10 mmol 10 mmol – –
Reaksi : 10 mmol 10 mmol 10 mmol 10 mmol
Sisa : – – 10 mmol 10 mmol
Pereaksi tidak ada yang tersisa , berarti terjadi reaksi antara NH4Cl dan air (hidrolisis garam )
Karena yang kuat HCl (asam) maka yang dicari [H+]
mmol NH4Cl
[NH4Cl] = [g] = (mmol NH_4 OH)/(mL total)= 10/150=0,67 M
〖[H〗^+] = √((Kw .[g])/Kb)= √((〖10〗^(-14) . 0,067)/(1,8 .〖10〗^(-5) )) = √(37,2. 〖10〗^(-12) ) = 6,1 .〖10〗^(-6) M
pH = -log〖[H^+ ]= -log〖6,1 .〖10〗^(-1)=6-log6,1 〗 〗
No comments:
Post a Comment