KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke
Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini kami membahas mengenai “Ayat-Ayat Tentang Menjaga Kelestarian
Lingkungan”.
Makalah
ini di buat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang mendasar pada makalah ini . Oleh sebab itu kami mengundang
pembaca untuk memberi saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaa makalah
selanjutnya.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Garut, November 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang baru dan termasuk yang
penting untuk masa sekarang adalah pendidikan lingkungan. Pendidikan tersebut
berkenaan dengan kepentingan lingkungan di sekitar manusia dan menjaga berbagai
unsurnya yang dapat mendatangkan ancaman kehancuran, pencemaran, atau
perusakan.
Pendidikan
lingkungan telah diajarkan oleh Rasululloh SAW kepada para sahabatnya. Abu
Darda ra pernah mengatakan bahwa di tempat belajar yang diasuh oleh Rasululloh
SAW telah diajarkan pentingnya bercocok tanam, dan menanam pepohonan, serta
pentingnya usaha mengubah tanah yang tandus menjadi kebun yang subur. Perbuatan
tersebut akan mendatangkan pahala yang besar disisi Alloh SWT dan bekerja untuk
memakmurkan bumi merupakan amal ibadah kepada Alloh SWT.
Pendidikan lingkungan yang
diajarkan oleh Rasullloh SAW berdasarkan wahyu, sehingga banyak kita jumpai
ayat-ayat ilmiah Al-Qur’an yang membahas tentang lingkungan. Pesan-pesan
Al-Qur’an mengenai lingkungan sangat jelas dan prospektif.
Oleh
karena itu, dalam makalah ini penyusun akan mencoba membahas secara luas
mengenai al-qur’an dan lingkungan, karena al-qur’an telah menjelaskan tentang
pentingnya menjaga lingkungan dengan meletakkan dasar dan prinsipnya secara
global.
B. Rumusan Masalah
1. Apa sebenarnya lingkungan dan bagaimana
kondisinya pada saat ini?
2. Bagaimana pandangan Al-Qur’an yang
berkaitan dengan upaya menjaga kelestarian lingkungan?
C.
Tujuan masalah
1. Mengetahui apa dan bagaimana kondisi
lingkungan saat ini
2. Mengetahui betapa pentingnya menjaga dan
memelihara lingkungan
3. Mengetahui bagaimana cara menjaga
lingkungan seperti yang terdapat pada al-qur’an
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kondisi Lingkungan Pada Masa Ini
Masalah
lingkungan hidup dewasa ini telah menjadi isu global karena menyangkut berbagai
sektor dan berbagai kepentingan umat manusia. Hal ini terbukti dengan munculnya
isu-isu kerusakan lingkungan yang semakin santer terdengar. Diantaranya isu
efek rumah kaca, lapisan ozon yang menipis, kenaiakan suhu udara, mencairnya es
di kutub, dll.
Timbulnya
kerusakan alam atau lingkungan hidup sebagian besar adalah hasil perbuatan manusia. Karena manusialah yang
diberi tanggung jawab sebagai khalifah di bumi. Manusia mempunyai daya
inisiatif dan kreatif, sedangkan makhluk-makhluk lainnya tidak memilikinya.
Kebudayaan manusia makin lama makin maju sesuai dengan perkembangan dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sejalan dengan kemajuan tersebut,
perkembangan persenjataan dan alat perusak lingkungan makin maju pula.
Kerusakan lingkungan diperparah lagi dengan banyaknya kendaraan bermotor, dan
pabrik-pabrik yang menimbulkan pencemaran udara atau polusi. Pencemaran
tersebut membahayakan keselamatan hidup manusia dan kehidupan sekelilingnya.
Limbah-limbah pabrik sering kali dibuang seenaknya ke sungai yang akhirnya
bermuara ke laut. Demikian pula kapal-kapal tanker yang membawa minyak sering
mengalami kebocoran, sehinggga minyaknya tumpah ke laut. Akibatnya, air sungai
dan laut beracun yang menyebabkan mati atau tercemarnya ikan dengan zat
beracun.
Mungkin
selama ini manusia terlau jumawa dengan kemampuan yang mereka miliki untuk
mengolah lingkungan yang ada. Padahal seharusnya manusia sebagai makhluk yang
dimuliakan dengan akal, seharusnya mampu berbuat apapun asalkan tetap memegang
amanah dan tanggung jawab dalam mengolah bumi. Seharusnya kita sebagai umat
Islam kembali kepada ajaran Al-qur’an dalam hal mengolah lingkungan. Supaya
kita dapat lebih bijak dan bertanggung jawab. Sehingga nantinya dengan
sendirinya akan lahirlah prinsip pembangunan berkelanjutan atau pembangunan
berwawasan lingkungan.
B. Pandangan Al-Qur’an yang Berkaitan dengan
Pelestarian Lingkungan
Al-Qur’an
sebagai kitab suci agama Islam di dalamnya banyak terangkum ayat-ayat yang
membahas mengenai lingkungan, seperti perintah untuk menjaga lingkungan,
larangan untuk merusaknya, dll. Seperti yang akan di bahas berikut ini.
1. Q.S. Ar-Rum ayat 41-42
ظَهَرَ
الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ
بَعْضَ الَّذِي عَمَلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ ﴿41﴾ قُلْ سِيْرُوا فِي الْاَرْضِ
فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلُ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُّشْرِكِيْنَ﴿42﴾
41.
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia,
supaya
Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar
mereka kembali (ke jalan yang benar).
42.
Katakanlah “Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah
orang-orang yang mempersekutukan (Allah).”
Kandungan
Surat Ar-Rum 41-42
Allah
menciptakan Jin dan Manusia untuk beribadah kepada-NYA juga memberikan manusia
kedudukan sebagai khalifah di bumi. Sebagai khalifah, manusia memiliki tugas
memanfaatkan, mengelola dan memelihara.
Tetapi
seringkali manusia lalai dengan kedudukannya sebagai khalifah di bumi.
Pemanfaatan yang mereka lakukan terhadap alam seringkali tidak diiringi dengan
usaha pelestarian. Keserakahan dan perlakuan buruk sebagian manusia terhadap
alam justru mengakibatkan kerusakan dan kesengsaraan kepada manusia itu
sendiri. Kerusakan terjadi di darat dan di laut seperti Banjir, tanah longsor,
kekeringan, pencemaran air dan udara, dll.
Dalam
ayat ini Allah menyuruh kita untuk melakukan perjalanan di muka bumi dan
menengok kembali kisah-kisah umat terdahulu yang binasa karena ingkar kepada
Allah SWT. Banyak kisah-kisah orang terdahulu seperti cerita para nabi,
sahabat-sahabat rasul dan tabi’in. Pada masa itu manusia juga banyak melakukan
kerusakan di bumi. Sampai akhirnya Allah SWT. memusnahkannya.
Usaha yang dapat kita lakukan untuk
memelihara dan melestarikan lingkungan hidup diantaranya ;
Rehabilitasi sumber daya alam berupa hutan,
tanah, dan air yang rusak.
Pendayagunaan daerah pantai, wilayah laut,
dan kawasan udara perlu dilanjutkan dan makin ditingkatkan tanpa merusak mutu
dan kelestarian lingkungan hidup.
Membudidayakan tanaman dan hidup bersih .
”
Kebersihan adalah sebagian dari iman ” , maka rawatlah bumi ini dan sadarlah
kita sebagai khalifah yang tugasnya untuk merawat, mengelola dan memanfaatkan
apa yang ada di bumi ini.
2. Q.S.Al-A’raf ayat 56-58
وَلَاتُفْسِدُوا
فِي اْﻷَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَتَ الله
قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ ﴿56﴾ وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ
يَدَيْ رَحْمَتِهِ حَتَّى إِذَآ أَقَلَّتْ سَحَابًا ثَقَالًاسُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ
فَأَنْزَلْنَا بِهِ الْمَآءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ كَذَلِكَ
نُحْرِجُ الْمَوْتَى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ﴿57﴾ وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ
نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَبِّهِ وَالَّذِي خَبُثَ لَايَخْرُجُ إِلَّا نَكِدًا كَذَلِكَ
نُصَرِّفُ اْﻷَيَاتِ لِقَوْمٍ يَشْكُرُونَ ﴿58﴾
56. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka
bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut
(tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah
amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
57. Dan dialah yang meniupkan angin sebagai
pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila
angin itu telah membawa angin mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus,
lalu kami turunkan hujan di daerah itu, maka kami keluarkan dengan sebab hujan
itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah kami membangkitkan orang-orang
yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.
58. Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya
tumbuh subur dengan seizin allah; dan tanah yang tidak subur,
tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda
kebesaran (kami) bagi orang-orang yang bersukur.
Isi Kandungan
Bumi
sebagai tempat tinggal dan tempat hidup manusia dan makhluk Allah lainnya sudah
dijadikan Allah dengan penuh rahmat Nya. Gunung-gunung, lembah-lembah,
sungai-sungai, lautan, daratan dan lain-lain semua itu diciptakan Allah untuk
diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh manusia, bukan sebaliknya
dirusak dan dibinasakan
Hanya
saja ada sebagian kaum yang berbuat kerusakan di muka bumi. Mereka tidak hanya
merusak sesuatu yang berupa materi atau benda saja, melainkan juga berupa
sikap, perbuatan tercela atau maksiat serta perbuatan jahiliyah lainnya. Akan
tetapi, untuk menutupi keburukan tersebut sering kali merka menganggap diri mereka
sebagai kaum yang melakukan perbaikan di muka bumi, padahal justru merekalah
yang berbuat kerusakan di muka bumi
Allah
SWT melarang umat manusia berbuat kerusakan dimuka bumi karena Dia telah
menjadikan manusia sebagai khalifahnya. Larangan berbuat kerusakan ini mencakup
semua bidang, termasuk dalam hal muamalah, seperti mengganggu penghidupan dan
sumber-sumber penghidupan orang lain.
Allah
menegasakan bahwa salah satu karunia besar yang dilimpahkan kepada hambanya
ialah Dia menggerakkan angin sebagai tanda kedatangan rahmat Nya. Angin yang
membawa awan tebal, di halau ke negeri yang kering dan telah rusak tanamannya
karena tidak ada air, sumur yang menjadi kering karena tidak ada hujan, dan
kepada penduduk yang menderita lapar dan haus. Lalu dia menurunkan hujan yang
lebat di negeri itu sehingga negeri yang hampir mati tersebut menjadi subur
kembali dan penuh berisi air. Dengan demikian, dia telah menghidupkan penduduk
tersebut dengan penuh kecukupan dan hasil tanaman-tanaman yang berlimpah ruah.
3. Q.S. Sad ayat 27
وَمَا
خَلَقْنَا السَّمَآءَ وَاْﻷَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلًا ذَلِكَ ظَنُّ الَّذِيْنَ
كَفَرُوا فَوَيْلُ لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنَ النَّارِ ﴿27﴾
27. Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi
dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah
anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka
akan masuk neraka.
Isi
Kandungan
Allah
SWT menjelaskan bahwa dia menjadikan langit, bumi dan makhluk apa saja yang
berada diantaranya tidak sia-sia. Langit dengan segala bintang yang menghiasi,
matahari yang memancarkan sinarnya di waktu siang, dan bulan yang menampakkan
bentuknya yang berubah-ubah dari malam kemalam serta bumi tempat tinggal
manusia, baik yang tampak dipermukaannya maupun yang tersimpan didalamnya,
sangat besar artinya bagi kehidupan manusia. Kesemuanya itu diciptakan Allah
atas kekuasaan dan kehendaknya sebagai rahmat yang tak ternilai harganya.
Allah
memberikan pertanyaan pada manusia. Apakah sama orang yang beriman dan beramal
saleh dengan orang yang berbuat kerusakan di muka bumi dan juga apakah sama
antara orang yang bertakwa dengan orang yang berbuat maksiat? Allah SWT
menjelaskan bahwa diantara kebijakan Allah ialah tidak akan menganggap sama
para hambanya yang
melakukan
kebaikan dengan orang-orang yang terjerumus di lembah kenistaan. Allah SWT
menjelaskan bahwa tidak patutlah bagi zat Nya dengan segala keagungan Nya,
menganggap sama antara hamba-hambanya yang beriman dan melakukan kebaikan
dengan orang-orang yang mengingkari keesaannya lagi memperturutkan hawa nafsu.
Mereka
ini tidak mau mengikuti keesaan Allah, kebenaran wahyu, terjadinya hari
kebangkitan dan hari pembalasan. Oleh karena itu, mereka jauh dari rahmat Allah
sebagai akibat dari melanggar larangan-larangannya. Mereka tidak meyakini bahwa
mereka akan dibangkitkan kembali dari dalam kuburnya dan akan dihimpun dipadang
mahsyar untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya sehingga mereka berani zalim
terhadap lingkungannya.
Allah
menciptakan langit dan bumi dengan sebenar-benarnya hanya untuk kepentingan
manusia. Manusia diciptakan Nya untuk menjadi khalifah di muka bumi ini
sehingga wajib untuk menjaga apa yang telah dikaruniakan Allah SWT.
Kandungan
Surat Shaad ayat 27 dari segi artinya adalah :
1.
"Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara
keduanya tanpa hikmah."
Pada
firman ini Allah s.w.t menyatakan kepada Nabi Dawud a.s, bahwa sesungguhnya
Allah telah menciptakan seisi bumi dan langit ini dengan penuh limpahan
karunia. Tidak seperti apa yang dikatakan oleh para orang kafir terhadapnya
(Dawud a.s).
2.
"Yang demikian itu adalah anggapan orang - orang kafir."
Pada
firman ini Allah s.w.t menyatakan bahwa sesungguhnya apa yang dikatakan orang
kafir terhadapnya itu adalah kebohong semata. Dikisahkan bahwa pada waktu itu
orang - orang kafir berkata kepada Nabi Dawud a.s; bahwa Allah tidak pernah
memberikan manfaat (karunia) apa pun kepada mereka (orang kafir) selama mereka
hidup.
3.
"Maka celakalah orang - orang kafir itu karena mereka akan masuk
neraka."
Pada
firman ini Allah memberikan (memperkuat) keyakinan Nabi Dawud a.s tentang
kebohongan para orang - orang kafir tersebut. Dengan memberikan jaminan azab
neraka atas mereka.
Jadi
isi dari ayat ini adalah kisah kebohongan para orang kafir terhadap Nabi Dawud
a.s.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seperti
yang telah dijelaskan diatas, bahwasanya itu semua menjadi alasan mengapa Alloh
menyebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur’an tentang pentingnya lingkungan
hidup dan cara-cara Islami dalam mengelola dunia ini.
Kualitas sebagai indikator pembangunan dan ajaran
Islam sebagai teknologi untuk mengelola dunia jelas merupakan pesan strategis
dari Alloh SWT untuk diwujudkan dengan sungguh-sungguh oleh setiap muslim.
Adanya
bencana lebih karena manusia melakukan ekspliotasi berdasarkan kemauan hawa
nafsunya untuk memperoleh keuntungan yang sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan
bencana yang ditimbulkannya. Manusia tersebut tidak mempunyai pengetahuan
mengenai ekosistem dan memandang baik perbuatannya yang salah tersebut tanpa
pengetahuan, dalam Al-Qur’an disebutkan sebagai manusia yang dzalim.
Sebagaimana Allah mengingatkan :
“Tetapi
orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan, maka
siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah
bagi mereka seorang penolong pun”. (Q.S Ar-Rum 30:29)
Bahaya
yang diakibatkan menurutkan kehendak nafsu sangat jelas dampaknya pada
kehancuran bumi. Hal ini dapat berupa ekspliotasi yang berlebihan dan tidak
memepertimbangkan daya dukung lingkungan, pemborosan, menguras sesuatu yang
tidak penting dan tidak efisien, bermewah-mewahan dalam konsumsi dan gaya hidup
dan seterusnya. Manusia yang melakukan cara seperti itu tentu mengelola bumi tanpa landasan dan petunjuk
Al-Khalik sesuai dengan apa yang diisyaratkan kepadanya selaku hamba Tuhan.
Syariat adalah fitrah di mana bumi hanya dapat diatur dengan ilmu syariatnya
tersebut. Bila sesuatu menyalahi fitrah, maka akibatnya dapat terjadi
kefatalan. Tanpa standar nilai-nilai syariat tersebut, manusia cenderung
melihat kebenaran menurut hawa nafsu.
B. Saran
Islam
mengajarkan agar umat manusia senantiasa menjaga lingkungan. Hal ini seringkali
tercermin dalam beberapa pelaksanaan ibadah, seperti ketika menunaikan ibadah
haji. Dalam haji, umat Islam dilarang menebang pohon-pohon dan membunuh
binatang. Apabila larangan itu dilanggar maka ia berdosa dan diharuskan
membayar denda (dam). Lebih dari itu Allah SWT melarang manusia berbuat
kerusakan di muka bumi.
Hendaknya
kita sebagai umat Islam kembali kepada ajaran agama kita dalam mengolah
lingkungan. Dengan adanya hal tersebut, seharusnya manusia menjadi lebih bijak
dalam mengolah lingkungannya. Sehingga nantinya diharapkan apabila dalam
kegiatan pengolahan lingkungan akan tumbuh pemahaman pembangunan berwawasan
lingkungan maupun spirit pembangunan berkelanjutan.
Hal
diatas bukan tidak mungkin akan terealisasikan. Asalkan manusia mau kembali
kepada ajaran agama yang utuh dan dapat memahaminya. Sehingga nantinya akan
tumbuh kesadaran umat manusia dalam mengelola lingkungannnya. Sangat jelas
dalam Al-Qur’an terdapat begitu banyaknya ayat-ayat yang membahas prosedur
pengolahan alam yang bijak, perintah untuk tidak berbuat kerusakan di muka
bumi,dll.
No comments:
Post a Comment